Thursday, January 19, 2017

SURAT RINDU UNTUK SAHABAT



Hai. Apa kabarmu? Lama kita tak bertegur sapa sesering waktu itu.
Dulu, aku memang sudah tau, akan ada saatnya jarak dan waktu akan mengubah banyak hal tentang kita.

Kamu akan punya duniamu sendiri, kesibukan baru, dan sahabat-sahabat selain aku yang akan hadir dalam ceritamu, kamu akan melupakan aku untuk beberapa hal, karena tak ada aku di dalam kesibukan barumu. Dan hey, aku mungkin merasa gak rela untuk melepasmu.

Kedengarannya egois. Seiring dengan waktu. Harusnya aku gak kayak anak kecil. Harusnya aku mengerti dan berfikir bahwa jarak dan waktu memang sesuatu yang gak bisa kita hindari.

Aku punya mimpiku, begitupun juga dengan kamu.
Dalam kesempatanku, seringkali masa-masa indah tentang kalian terlintas. Itulah sebabnya aku menulis tulisan ini. Sebagai bentuk rasa rindu. Bahwa aku bahagia pernah mengenal kalian.



Kalian sahabat terbaikku. Aku punya masa-masa buruk saat masih remaja. Bahkan rasanya masa-masa itu baru kemarin kita lalui. Kalian sahabat terbaik yang datang dengan tangan terbuka untuk memelukku, dengan tulusnya masuk dalam kehidupanku dan ikut campur.

Dan begitulah … aku membuka hatiku. Aku mulai menyukai kalian. Aku mulai gak lagi malu mengatakan bahwa aku menyayangi kalian. Setiap aku punya masalah, kalianlah orang pertama yang ingin kuceritakan dan kumintai nasehat. Ketika aku bahagia, kalian orang pertama yang ingin kubagi bahagia itu bersama. Juga, kalau ingin berlari, aku akan berlari ke tempat dimana kalian ada.

Sesibuk apapun aku waktu itu, sejelek apapun moodku, seberapa pun buruknya hariku. Bertemu kalian dan saling bersenda gurau pada waktu tertentu adalah hal yang wajib. Aku merasa bebas menjadi diriku sendiri. Dan sejenak, aku merasa bersyukur, kita dipertemukan.

Hai. Sibuk apakah kalian akhir-akhir ini?
Aku gak tau.
Kalian mungkin lebih merindukan cerita sahabat baru kalian. Kalian mungkin lebih senang bertemu dengan kekasih kalian. Kalian mungkin sibuk dengan dunia perkuliahan dan melupakanku.

Aku bukannya egois. Aku hanya rindu.
Aku tau, kalian punya prioritas, dan aku bukan lagi anak kecil.

Rasanya, hanya rindu.
Hanya itu. Dan aku gak bisa mengatakan hal lain. Hanya rindu.
Dan entah kenapa, rasanya, memang hanya rindu. Tapi kenapa aku sesedih ini?

Maaf.
Aku belum punya kesempatan untuk pulang. Aku pun sama sibuknya dengan kalian disini. Aku pun jarang menyapa kalian. Pun jarang menghubungi kalian lagi seperti awal-awal dulu pertama kali merantau.

Maaf. Maaf untuk rindu yang tiba-tiba muncul.
Rasanya hanya hampa.

Aku mulai berfikir soal orang-orang tersayangku, tentang kalian. Hanya mungkin hanya, iya hanya sebuah rasa kesepian, disini.
Aku berfikir soal siapakah orang yang benar-benar tulus. Sama seperti kalian, aku tau kalian sangat tulus, bagaimana mungkin aku bisa sedekat dan serindu ini dengan kalian jika bukan karena kalian ketulusan kalian. Semua pengorbanan kalian. Dan suka duka yang kita lalui.

Untukku, menjadi sahabat itu seperti sebuah keluarga kedua. Ada proses yang panjang untuk menyandang gelar seorang ‘sahabat’.
Kalian orang-orang spesialku. Aku rindu sampai rasanya ingin menangis.

Hidup ditanah rantau itu gak mudah, guys. Kuharap akan ada hari baik, orang-orang baik seperti kalian, dan waktu yang baik untuk kita.

Tolong bekerja keraslah raih impian kalian. Aku akan selalu mendukung kalian dari jauh.
Terima kasih sudah menjadi sahabatku.
See You.


Sahabatmu yang sedang rindu, © Nidake.
Semarang, 07 Januari 2017