Monday, December 7, 2015

CATATAN NOVEMBER



Ada suatu kutipan dari intagram, “SUKSES adalah tentang bertemu kesempatan yang PALING TEPAT.” Kesempatan. Aku mulai berfikir soal diriku akhir-akhir ini. Segala hal yang aku lakukan, segala kesibukan, dan pengorbanan. Juga segala hal yang telah berlalu, dengan sia-sia maupun tidak.

Berbicara mengenai kesempatan, salah seorang seniorku pernah berkata, “Kamu orang yang beruntung. Beruntung banget malahan.” Waktu itu, aku hanya menanggapinya dengan kekehan kecil, yang bahkan bisa aku artikan: oh, ya?

Aku mulai berfikir ulang, soal semua yang aku lakukan. Soal kesia-sia-an ini.
Aku mulai menata kembali lembaran-lembaran soal ujian dari semester 1, nilai-nilai yang kudapat, aku mulai ragu…
Untuk apa aku berada disini, berdiri disini, melakukan hal ini?
Untuk apa aku merantau, mengandalkan uang bulanan orang tua, dengan pemborosan. Untuk apa?

Untuk apa aku berjuang. Untuk apa aku melakukan hal yang sama –menyakinkan diri- bahwa aku tak boleh menyerah. Untuk apa semua ini?

Aku mulai berfikir, dan aku mulai ragu.

Pada suatu kesempatan, di tengah hujan. Sendirian. Aku mulai merenungkan kembali.
Ini memang soal hidup aku. Soal diriku, dan soal dirimu mungkin berbeda lagi.

Kesempatan. Seharusnya aku bersyukur, juga seharusnya aku mulai sadar diri. Aku masih punya sejuta kesempatan yang mungkin, gak akan di dapatkan orang lain.

Aku mulai berfikir mengenai beberapa pendapat orang lain. Meski aku type yang cuek soal hal itu. Aku mulai berfikir ulang, untuk dapat mengevaluasi diri sendiri.
Ada yang berpendapat soal kegiatan organisasiku, yang kata dia, terlalu banyak menguras waktu. Sejujurnya, yeah aku ingin berbicara soal organisasi disini.

Dulu, setelah selesai di HMA, aku berencana untuk keluar dari bagian keluarga Organisasi Mahasiswa, dan lebih memilih fokus pada studi. Tapi sesuatu memaksaku untuk kembali di organisasi, aku masuk DPM dengan alasan klise, aku ingin menempa diriku jauh lebih dari ini, karena kurasa, HMA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) belum bisa membuat diriku sepenuhnya berfikiran secara dewasa.

Sesungguhnya, organisasi bukanlah soal aku ingin mendapat kawan dan kenalan baru. Organisasi adalah tentang pencarian partner yang hebat disana. Partner yang mungkin bisa membuatmu belajar dari kritik dan saran, dari kesalahan, dan dari tanggung jawab.
Meski waktu adalah pengorbanannya, aku sadar bahwa aku mendapatkan lebih dari yang seharusnya ingin kudapatkan.

Aku belajar secara perlahan. Dan seniorku benar, aku termasuk orang yang beruntung. Salah satunya adalah, aku bisa masuk ke dalam jajaran keluarga organisasi mahasiswa dengan seleksi yang ketat, itu merupakan salah satu bagian: Kesempatan yang tepat.

Sebenarnya, aku seperti punya dua kepribadian. Satu pendiam, dan satu anak gadis cerewet yang kadang memalukan. Bagian kedua adalah hal-hal yang hanya bisa aku tunjukkan ke beberapa orang. Tentang diriku yang sebenarnya, hanya beberapa yang tau, termasuk keluarga.

Meski belum sepenuhnya aku mendapat jawaban soal pertanyaan kesia-siaan yang aku bahas sebelumnya. Aku tau pasti, sesuatu yang dilakukan dengan usaha dan doa, tanpa kata menyerah adalah bukanlah kesia-siaan.

Aku tau, diluar sana, keluarga, sahabat-sahabat jauhku, orang-orang yang saat ini berjuang bersama ku dengan tulus, turut serta dalam doa untuk segala kebaikan. Mungkin belum, belum saatnya semua doa dijabah oleh Nya.

Jadi, aku tau kesimpulannya adalah semua yang aku lakukan, semua pengorbanan, gak ada yang sia-sia. Selalu, ada jalan terjal, ada kegagalan, ada celah penghalang. Aku hanya harus percaya, ikuti kata hati, terus berusaha, berdoa dan gak menyerah, terus yakinkan diri, selalu ada kesempatan. Selalu.
Organisasi, menempamu menjadi pribadi yang tangguh. . .

Halo November.  Semoga orang-orang diluar sana juga diberikan kesempatan yang lebih untuk dia agar tak pernah sia-sia perjuangannya.
Semangat! Ingat tujuan awalmu berjuang, ketika jenuh dan lelah mulai menghampiri.

-salam dariku yang lama absent
© Nida

Semarang, 20 November 2015

Repost: I-point, Semarang07 Desember 2015


Sunday, December 6, 2015

SEMESTER 3 DAN SEGENAP KESIBUKAN



SEMESTER 3 DAN SEGENAP KESIBUKAN

Halo, lama gak lagi update blog. Alasan yang simple, sibuk.
Yeah, semenjak semester 3, banyak hal yang terjadi, banyak hal yang berubah, juga banyak hal-hal menakjubkan yang sekarang aku pahami.

Semester 3 beda banget rasanya dari semester-semester yang lalu, kalau semester lalu memang berat, karena masih dalam tahap adaptasi. Nah, sekarang malah tambah berat, suka ‘duka’ yang namanya kuliah itu baru dirasa semester 3. Mata kuliahnya tambah berat, tugasnya tambah banyak dan sulit, dan kebanyakan dosen bahkan lebih tegas, karena dosen sudah memandang kita sebagai seorang yang dewasa dan tau mana yang harus dilakukan dan gak dilakukan. Yeah, kuliah adalah soal menentukan segala sesuatu sendiri, kan? Resiko selalu di tanggung sendiri. Dan menyesal selalu datang belakangan.

Selain bergelut dengan tugas yang gak mengalir terus-menerus bagaikan kasih ibu, aku juga harus mengurus beberapa proker di DPM. Keputusan aku untuk melanjutkan ke DPM, setelah berhenti dari HMA mungkin gak terduga, aku bahkan mengatakan akan berhenti di organisasi Fakultas saat semester 3, mengingat IPK aku yang turun dratis di semester 2. Sayangnya, takdir mengatakan hal lain. Entah keputusan darimana akhirnya aku memilih tetap lanjut organisasi Fakultas.

Sibuk. Sibuk. Sibuk. Belakangan, aku sering tidur larut, gak pernah tidur siang, dan makan makanan gak bergizi, plus di waktu yang salah. Akibatnya, aku jatuh sakit, sekarang sih sudah sembuh kok.
Mengingat kalau dirumah, hal-hal sepele seperti itu pasti udah kena omelan umi. Yeah, hidup sendirian di tanah rantau memang selalu penuh tantangan, ya kan.

Aku mengambil hari jumat sebagai hari libur, sebenarnya itu udah bagian dari rencana sejak awal, dengan konsekuensi, jadwal hari senin full kuliah dari pagi hingga malam, pukul 21.00 wib. Waktu libur tersebut disegaja untuk tujuan istirahat dan bergelung dengan hobi; membaca novel, menulis postingan, dan download film. Oke. Itu hanya jadi ekspetasi belakangan ini.
Bulan oktober, ada beberapa pelantikan dan kegiatan menginap di luar kampus pada akhir pekan. Yang pertama, kegiatan pelantikan dan PJD ukm Wartadinus, yang kedua, kegiatan LDK 2015 Ormawa FEB. Kedua kegiatan tersebut menginap 2-3 hari luar Semarang.

Aku hampir gak punya waktu istirahat. Aku kelelahan dan nge-drop. Untung aja, itu efek kelelahan yang bisa langsung sembuh saat tidur seharian full. Bagian terburuknya adalah saat aku mengalami penurunan anti-body, aku sakit flu + kelelahan sepanjang hari, sehingga malamnya, aku kena demam. Fix lah sudaaaah, aku benar-benar 2 hari itu gak bisa bergerak. Ya Allah, saat itu bahkan belum sampai pada kesempatan uts.

Baru update, dll, dan ngabarin umi sehari setelahnya, setelah demam turun. Aku juga pergi ke klinik Kampus buat minta obat, hehe. Katanya, obat di klinik kampus keras, aku yang alergi dengan obat keras memutuskan untuk meminum antibiotic, 2x sehari, seharusnya diminum 3x/hari^^


Bulan November, aku kebanyakan ngerjain tugas pada hari weekend, sebenernya pengen bilang, “Huffffffttttt…” yasudahlaaah, aku bisa apa?
Selain dari tugas yang bejibun, aku kudu berjibaku dengan proker Asma (Aspirasi Mahasiswa) setelah berpusing-pusing ria dengan laporan LPJ proker LDK DPM 15, yang pakai revisi sana-sini. Aku harus membuat beberapa konsep tentang Proposal Aspirasi Mahasiswa, okeh, ini melelahkan. Beberapa kuesioner komisi Asma bahkan sudah mulai berjalan dan tinggal membuat data kesimpulannya.

Sibuk? Banget, kan? Rasanya udah gak karuan, aku mengalami penurunan berat badan, cuma beberapa kg sih, wkwk. Selain itu, aku sibuk jalan-jalan di akhir minggu, hihi :p
Btw, jalan-jalannya dalam rangka melepas lelah sih. Setelah 2 mingguan uts, daripada stress nunggu hasil uts, mending lupain sejenak rutinitas kampus.

Bulan Desember, baru berjalan beberapa hari ini. Dan aku gak tau mau bilang kayak gimana tentang Desember. Well, sampai pada postingan berikutnya.

Salam. © Nidake

Semarang, I-Point, 06 Desember 2015




Saturday, December 5, 2015

Patah Hati



Pagi tadi, aku menerima kabar buruk dari salah satu adik junior.
Salah satu orang yang mengagumi seseorang lain. Rasa patah hati yang juga sama, yang saat ini aku rasa.

Mungkin simple, mungkin juga terlalu simple, hingga sesuatu seperti ‘patah hati’ itu kedengarannya lebay.

Patah hati sejujurnya hanyalah bagian dari harapan yang tak akan pernah bisa menjadi kenyataan. Sebagian besar kesalahan pada hadirnya patah hati adalah diri kita sendiri.

Terus, itu salah diri kita kah?
Hey~ kalau aku boleh memilih, aku juga tak ingin patah hati. Kalo boleh milih, aku juga gak mau jatuh cinta terlalu jauh.

Say, "No" untuk patah hati. (Aku dan mba Laila)
Kalau, yah kalau boleh milih soal perasaan yang tumbuh. Gak kayak pacaran, kamu bisa milih. Tapi soal jatuh cinta, aku nyerah, iya, aku selalu gagal dalam mengendalikan siapa aja yang boleh aku sukai ataupun engga.

Oke. Berita buruknya, orang itu udah punya dia yang lain. Opsi yang perlu aku perbaharui adalah: move on.
Meski aku gak bisa janjiin ke diri sendiri, kalau opsi yang aku pilih untuk dilakukan bisa berhasil. Seenggak nya, aku bisa buktiin diri bahwa aku gak selemah itu.

Dan patah hati gak semenyeramkan kata orang-orang. Asal kita ikhlas buat ngerelain dia yang pernah singgah sebentar di hatimu.

Hey, kamu, aku doain langgeng. Aku gak sejahat itu buat doain kamu yang jelek. Dan aku juga gak sepicik itu buat nikung kamu dari dia. Kamu sama dia, dan kamu pilih dia.
Itu artinya, aku perlu mengalah dan relain apa yang seharusnya engga aku biarkan tumbuh di hati. Makasih ya, udah memberiku kepastian soal ini, sehingga dengan begitu aku bisa ambil keputusan dan kesimpulan dengan baik. Tentang suatu meng-ikhlaskan apa yang gak seharusnya aku miliki.

But, thanks, udah pernah singgah sebentar mewarnai debaran jantung aku.
Love more time.

© Nida, yang tengah patah hati


Semarang, 30 Oktober 2015. 
#LatePost