Wednesday, May 13, 2015

APAKAH AKU ADALAH ‘AKU’?


Sebagian besar orang hidup dengan menjadi orang lain, entah itu dengan cara yang mana. Ada orang yang harus mengubur jauh-jauh impiannya demi tuntutan hidup, ada pula orang yang punya seribu topeng dalam mejalani kesehariannya, ada pula orang yang mencoba menyembunyikan sesuatu seumur hidupnya sekalipun ia tak ingin, karenanya… ia harus menjadi orang lain.
Pada situasi dan kasus tertentu, kita hidup pada dasarnya adalah untuk bertahan. Menjadi orang yang bukan diri kita bukanlah suatu kesalahan. Seakan, itu adalah hal alami. Bahkan tanpa kita sadari.

Aku Sadar, Aku Tak Bahagia. 
apa aku bahagia? YA or NO?

Menjelang semester kedua kuliah, aku menyadari satu hal, bukan karena teori yang di ajarkan sulit. Tapi, lebih karena aku tak pernah menginginkan belajar semua ini. Ini bukanlah suatu hal yang menjadi tujuan hidupku sejak awal, bukan rencanaku untuk masuk jurusan Akutansi, bukan pula keinginanku untuk menjadi seorang Sarjana Akuntansi dimasa depan.

“Lantas, kenapa aku memilih bertahan?”

Orang-Orang Mengenalku, Seperti Ini. . . 
Inilah aku, aku yang seperti ini. . .
Meski munafik, yang tau tentang diri kita adalah kita sendiri dan tentu saja, Tuhan YME. Meski ada beberapa hal yang kita sendiri tak pernah dapat menyimpulkannya, tetap saja, diri kita berhak atas keseluruhan tentang diri kita. 

Sejujur-jujurnya aku adalah, seorang gadis yang pemalu dan cerewet pada beberapa orang tertentu. Saat aku sudah merasa nyaman dengan seseorang, aku akan menjadi ‘aku’ yang apa adanya. Tapi, kadang, aku perlu berhenti saat orang tersebut merasa gak nyaman dengan ‘aku yang apa adanya,’ aku mulai kembali menjadi aku yang biasa, dengan sisi misterius. 

“Satu yang pasti, aku hanya takut orang-orang akan terganggu dan pergi dari hidupku.”

Keluarga Adalah Mereka Yang Tau Semua Tentangku.
mereka segalanya saat ini, buatku :')
Bagian terbaiknya adalah, Tuhan masih terlalu baik. Aku punya keluarga yang utuh. Meskipun tiada hari tanpa adu muLut dengan mereka semua. Aku menyadari bahwa, ikatan kami terlalu kuat, dan cinta untuk mereka telah mengakar, mendarah daging, di dalam lubuk hati anak-anaknya.

Aku tak perlu takut ditinggalkan sendirian. Bersama, aku yakin sepenuhnya, kami akan bahu-membahu bersatu saat masalah datang menerjang.

“Dengan mereka, keluargaku. Aku tak perlu berpura-pura karena takut ditinggalkan.”

Aku pun Lelah, Harus Menjalani Hidup Seperti Ini.
Kau tau? meski lelah... aku masih sanggup berjalan...
Kalau bisa memilih, kenapa harus serumit ini? Atau setidaknya, aku tak ingin selamanya seperti ini. Aku gak bersyukur, ya?

Aku cuman lelah. Aku gak mau terus pake topeng. Aku mau hidup normal dan menjadi apa adanya.

“Bahkan, ada saatnya aku ingin gak pernah peduli apa kata orang lain.”

Dariku, yang berharap ini usai.
#LatePosting.
© Nida

Tegal, 05April 2015
20.04 wib

Friday, May 8, 2015

JOB HMA Unv.Dian Nuswantoro, Semarang

JOB DESCRIPTION STRUKTUR HMA

Ketua :
  • Bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan HMA Universitas Dian Nuswantoro
  • Memimpin rapat koordinasi anggota HMA Universitas Dian Nuswatoro
  • Memberikan petunjuk, nasehat, bimbingan terhadap pelaksanaan yang telah diagendakan
  • Keputusan tertinggi di dalam organisasi
Sekretaris Umum :
  • Membantu tugas ketua
  • Menggantikan posisi ketua apabila berhalangan hadir
  • Membantu dalam pengendalian organisasi
  • Membuat notulen dalam setiap rapat rutin HMA
  • Mencatat surat keluar dan surat masuk untuk HMA
  • Bertanggung jawab kepada ketua
Sekretaris 2 :
  • Membantu tugas sekretaris
  • Menggantikan posisi sekretaris umum apabila berhalangan hadir
  • Menggantikan wewenang sekretaris umum apabila berhalangan hadir
  • Bertanggung jawab kepada sekretaris

Bendahara umum :
  • Mengatur, mencatat keuangan kas HMA
  • Mengatur pembelanjaan inventaris selama periode HMA

Bendahara 2 :
  • Membantu tugas bendahara umum
  • Menggantikan posisi bendahara apabila berhalangan hadir
  • Menggantikan wewenang bendahara umum apabila berhalangan hadir
  • Bertanggung jawab kepada bendahara

Internal Controlling :
  • Membantu ketua dalam pengendalian organisasi
  • Melakukan pengendalian terhadap kinerja anggota selama satu periode
  • Bertanggung jawab kepada ketua

Human Resource :
  • Bertugas dalam pencarian massa apabila program kerja HMA akan dilaksanakan
  • Melakukan promosi kepada mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro
  • Melakukan penyeleksian calon anggota open rekruitment apabila dibutuhkan tambahan
  • Sebagai wadah kekreatifan anggota HMA dan mahasiswa civitas akademika Universitas Dian Nuswantoro
Public Relation
  • Melakukan promosi kegiatan HMA melaui media sosial
  • Mengolah data yang diterima dari pihak eksternal
  • Mengolah data HMA untuk pihak eksternal
  • Menjembatani hubungan antar perusahaan sponsor dengan HMA
  • Melakukan pencarian sponsor untuk setiap program kerja HMA
Production Entrepreneur
  • Melakukan kegiatan berwirausaha
  • Mendidik anggota HMA untuk dapat berwirausaha
  • Menampung ide dan merealisasikan untuk berwirausaha HMA

by: Annida Sholihah
Sumber: Ketua HMA, 2014 - 2015
 

Sang Waktu dan Harapan


Percayakah kau akan mukjizat?
Aku hidup dengan berjuta impian yang masih menjadi ‘harapan’.  Meskipun aku terus berdoa semoga harapan tak lagi terus menjadi harapan semu yang palsu. Meskipun aku masih percaya pada suatu saat nanti, bahwa akan ada saatnya harapan itu menjadi kenyataan.
Meski aku memohon dan membuat impian yang mustahil dari berjuta impian yang ku ukir. Siapa yang akan melarangku?

Bahkan, ketika umi dan abi meragukan apa yang aku percayai selama ini tentang harapan dan kenyataan tersebut, meskipun begitu… bahkan mereka tak bisa menghentikanku untuk mencobanya. Mencoba adalah salah satu langkah berani gagal.

Kenapa takut gagal? Bahkan aku sudah beberapa kali ditolak, yang merupakan satu langkah hampir gagal, satu makna dengan nyaris gagal.
Aku mungkin akan terluka, menangis, kecewa, dan kehilangan semangat, dll, dll. Selama aku masih bernafas, selama aku masih percaya bahwa keajaiban itu selalu ada, sama seperti mukjizat yang pernah dirasakan beberapa orang beruntung. Tak pernah aku ragukan kekuatan doa, kekuatan kegigihan. Dan tak pernah aku ragukan janji Allah.swt padaku. Janjinya untuk membuat kita menerima apa yang seharusnya, sesuai apa yang telah kita usahakan.

Usaha.
Sudah berapa besar usaha yang aku lakukan?
Jawabannya mungkin nol persen. Menghabiskan waktu untuk melakukan hal berguna adalah kesalahan yang membuang waktu.
Pada sebuah film, ada kutipan bagus tentang sang waktu, bahwa: manusia dibumi mungkin berebutan tentang sumber daya alam, uang, yang mereka anggap sebagai sebuah kekayaan. Bagi kita, kekayaan itu adalah ‘tambahan waktu’ karena, waktu adalah sesuatu yang tak pernah bisa kembali.

Kalau aku bisa, mungkin dengan pergi ke galaksi yang membawaku pada dimensi 5. Dimana pada suatu tempat, yang dapat membuatku kembali pada sang waktu dimasa lalu. Ingin ku melakukan hal-hal tertentu agar aku tak kehilangan beberapa harapan yang kini telah pupus. Masuk Universitas Negeri, misalnya.

Yeah. Seperti itulah hubungan antara waktu dan harapan-harapan yang selalu ingin kita jadikan kenyataan pada saatnya nanti.

Dariku, yang sedang berusaha meraih harapannya.

Semarang 07 Mei 2015
23.44 wib


VISI MISI HMA Unv. Dian Nuswantoro, Semarang

HMA 2014 - 2015 (Sumber: group bbm HMA Udinus)
VISI :
Menjadikan Himpunan Mahasiswa Akuntansi sebagai media aktualisasi civitas akademik Universitas Dian Nuswantoro dan menjadikan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.

MISI :
  • Membangun kekeluargaan dan solidaritas antar anggota HMA dan civitas akademika Udinus
  • Membangun budaya diskusi untuk menyalurkan kreatifitas
  • Mengikutsertakan anggota dalam semua program kerja
  • Memperbaiki kinerja dalam setiap program kerja
  • Menjalankan program kerja yang ditahun sebelumnya tertunda.
  • Memberikan wadah untuk menampung potensi mahasiswa Akuntansi

Fungsi Himpunan Mahasiswa Akuntansi :
  1. Sebagai media komunikasi antar organisasi kemahasiswaan dalam lingkup fakultas, universitas, dan luar universitas
  2. Sebagai pelaksana kegiatan non akademik bagi mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro
  3. Sebagai wadah aspirasi bagi mahasiswa
  4. Meningkatkan solidaritas dan kekeluargaan seluruh mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro

[PENGALAMAN] One Day Trip Surakarta.


Pada kesempatan ini, aku punya cerita menarik sebagai anak rantau, yang hobby traveling. Traveling sendiri identik dengan jalan-jalan, dan setiap orang pasti ‘suka’ sama yang namanya jalan-jalan. Tapi, dalam apa yang aku simpulkan dari suatu artikel di internet, ada banyak nama untuk sejenis: jalan-jalan. Seperti: Backpacker, flashpacker, Trip, dll.

Aku sendiri, memilih sebagai kaum backpacker, kenapa? Karena backpacker adalah salah satu cara anak muda yang punya budget pas-pas-an tetap bisa menikmati travelling.

Btw, aku ke Surakarta atau dengan kata lain, Kota Solo, berdua… bareng sahabat suka-duka masa SMP, Yoan. Meski kuliah di Semarang, mainnya tetep sama temen yang itu-itu aja, bahkan travelling aja bareng temen sedaerah tempat tinggal, ckckck.

Dari Semarang, kita berangkat menggunakan transportasi Kereta Api, milik perusahaan PT.Kereta Api. Perusahaan yang sudah berubah menjadi perusahaan Perseroan saat ini. Berangkat dari Stasiun Poncol Semarang, menuju ke Stasiun Purwosari, Surakarta. Nama kereta yang membawa kita menuju Surakarta adalah Kereta Kalijati, sama seperti kereta Kaligung, kereta ekonomi yang murah meriaaah. Mau tau harga tiketnya berapa? Rp. 10.000, guys. Cukup buat sekali makan di warung makan noh.
murah meriah harga tiketnya :) bahagianya diriku...
Kita udah beli tiketnya jauh-jauh hari, selain untuk mengantisipasi kegagalan berangkat pada tanggal 02-03 Mei 2015, kita juga merasa gak sanggup untuk bangun pagi. Padahal berangkat jam 08.45 wib, gak kepagian kok. Biasa… insom semua semalemnya.
di Kereta Kalijati, bareng Yoan. Sahabat masa SMP :*
Semarang-Solo itu 3 jam naik kereta. Bikin bete banget selama perjalanan, udah gak ada sinyal karena lewat daerah-daerah terpencil yang isinya hijau-hijauan, gak bisa mainan tab deh buat buka twitter, fb, path, ig, bbm… mana pula, rame banget. Maklum kan itu hari Sabtu. Untung aja, ada dedek unyu yang bisa aku ajakin bercanda, dengerin musik bareng, ngobrol bareng, dan terakhir… foto bareng, hahahaha. Gemeeesssh dek, Aunty Nidanya.
Nah, ini dedeknya. Bikin emesh, ya? wkwk
Sampailah kita di Surakarta, pada pukul 12.00 wib. Btw, untuk kereta jurusan SMC-Surakarta cuman jalan sekali dalam satu hari lho, yaaa… entahlah karena alasan apa, yang penting jangan sampai kereta Kalijati SMC-Surakarta ini ditiadakan kayak nasibnya kereta jurusan SMC-Jogja, sejak tahun 2013 silam :’(

Kesan pertama saat kita tiba disana adalah, “Yahhh… hujan -__-“
“Pintu keluarnya dimana? Eh, jangaaan… kita mampir ke toilet dulu deh.” Karena, di Stasiun Purwosari, cuman ada satu toilet, dan itu pun di dalam, setelah pemeriksaan tiket dilakukan.
ini merupakan sepanjang jalan Slamet Riyadi. Kawasan City Walk yang cocok untuk berjalan kaki...
Akhirnya kita memutuskan untuk meneduh di salah satu nasi kucingan, dan kayaknya Yoan gak suka nasi kucing deh. Padahal kalo di kost, aku seneng banget beli nasi kucing sampe 3 bungkus, wkwk. Yaudahlah, kita cuman nebeng minum susu panas sama gorengan buat ganjel perut sebelum memulai perjalanan hujan-hujanan.
Dari arah Stasiun Purwosari, kita tanya sama ibu-ibu penjual tentang arah ke Grand Mall Solo, bukan mau ke Grand Mall sih, cuman ya, tempat wisata di Surakarta itu searah dengan Grand Mall berada dari Stasiun Purwosari, lagipula, saat kita keluar dari gerbang masuk Stasiun, depan jalan kita sudah merupakan Jalan Brigjen Slamet Riyadi. Jalan utama yang lebar dan merupakan kawasan City Walk di Solo, yang berakhir di titik nol kilometer. Arah sebaliknya merupakan jalan menuju UNS.

Depan landmark... rumah walikota. Foto dulu :p
Memasuki Grand Mall, cuman mau nemenin Yoan, temen seperjalanku kali ini makan di BFF, restoran yang menjual daging. Sengaja aku gak pesan, selain harganya mahal, aku pun gak suka terlalu banyak makan daging, kecuali di warung yang meski kecil, makanannya gak kalah enak sama makanan yang mahaal, wkwk. Pengaruh -abi, papahku nih, yang selalu ngajakin aku kulineran di warung-warung pinggir jalan, yang enak dan harga murah sesuai kantong mahasiswa.

Dari Solo Grand Mall, kita jalan terus menuju ke tempat-tempat wisata yang ada di sekitar jalan Slamet Riyadi. Meski hujan dan cuman bawa payung satu, gak romantis, jadinya banyak cek cok  -__- wkwk.

Disekitar jalan Brigjen Slamet Riyadi, kita akan menemukan berbagai destinasi wisata yang cocok untuk foto-foto, sekaligus menambah wawasan. Nanti, akan kuceritakan tentang kesan yang aku ambil di postingan lain mengenai destinasi yang aku telusuri.
Salah satunya museum ini. . .
Meski gak boleh foto-foto di area dalam museum batik Danar Hadi, kita tetep diperbolehkan mengambil gambar kenangan dibagian pembuatan batiknya kok. Ibunya keren, "Ini ibu lagi ngebuat pesanan Presiden loh." wkwk~ seketika, kita ngakak.
Pukul 16.30 wib, kita mulai lelah, selain bawa tas yang berat, kebanyakan isinya make up: bedak, lipstick, pelembab, sabun muka, sikat gigi, odol, pensil alis, dan mascara. Plus sisir, eyeliner, itu itu makan tempat banget... haha, dasar cewek.

Buat foto-foto mah masih kuat dong, masih senyum pepsodent juga kok :p
Akhirnya, kita memutuskan berhenti di salah satu wedangan, memesan teh anget 2 dan makan gorengan 3 sama arem-arem. Ngabisin cuman 4 ribu. Murah meriah bangeeeeets. Sambil medang, kita nyari info soal hotel murah dibawah 100 ribu, kita dapet… Hotel Kota. Per-malam, 100 ribu dapet 2 kasur, TV, Fan, Kamar Mandi dalem, sama Sarapan. Di Internet sih, katanya sekitar 70 – 100 an ribu, tapi itu update tahun 2013 akhir atau 2014 awal. Mungkin saat ini karena harga bbm udah naik, termasuk listrik, tarif hotel ikutan naik
Sebenernya masih murahan hotel di Tegal yang pernah aku tempati, 150/malam dapat AC sekaligus.
Kita melepas lelah di Hotel Kota. Yoan aja sampe tidur, pulas banget… baru bangun jam 18.40wib. Aku sih bobo sebentar, palingan 30 menitan doang. Selebihnya, baca artikel dan info bus dari Jogja ke Semarang. Astagfirullah, bus Jogja-Semarang itu bikin frustasi banget, loh :(
Kasuuuuuuuuuuuurrrrr ({})
Aku memutuskan untuk ke pasar Ngaspuro setelah mandi tentunya yee, pasar Ngaspuro merupakan pasar yang katanya kalau malem minggu rame banget banyak penjual dan pembeli, niatnya mau kulineran, eh, yang jual makanan cuman beberapa doang. Selebihnya, kebanyakan penjual benda seni yang unik, batik, baju, dll.
Akhirnya, kita memilih makan di salah satu rumah makan dekat Ngaspuro. Wow, harga soup daging 45 ribu, men! Dan aku pun yang memilih salah satu menu seharga Rp.25.000,-an ternyata dapetnya mirip nasi pecel. Yassalam, makan di warung biasa cuman Rp.6.000,- atau Rp.10.000,- ribu sudah temasuk pake minum teh anget dan gorengan… Hahaha, disitu, minuman es teh doang pun harganya Rp.7.000,- guys. Ini sih namanya pemborosan. Yaudahlah. Backpacker yang berubah jadi Flashpacker dalam beberapa menit, untuk sekedar makan. Sebenernya, anti makan di tempat begituan nih aku, selain kalo dibayarin sih mau. Gabisa beli oleh-oleh deh, hiks.
Aku tipe pemilih, karena prinsip yang aku pegang adalah, “barang bagus dan kualitas bagus tak selalu dilihat dari harga yang selangit.” Pelajaran berharga dari cara didik kedua orangtua aku secara tak langsung.
Romantis sih tempatnya, sayang... mahal.
Selepas makan, kita jalan-jalan di sekitar penjual seni-seni unik sekitar pasar tumpah Ngaspuro, Yoan beli berbagai macam oleh-oleh. Kalau aku sih… hm? Palingan ya, mikir dulu sejuta kali.

Dan barulah setelah puas di pasar Ngaspuro, kita jalan-jalan terus ke sisi jalan Slamet Riyadi yang panjang, sebenernya pengen tau seberapa panjangnya jalan tersebut. Di ujung, kita bisa menjumpai semacam patung di tengah jalan, dan belok kiri merupakan titik nol kilometer, dimana, menurut info yang aku baca, ada benteng Belanda dan gedung-gedung sejarah yang unik. Sebelah kanan, ada Kraton Surakarta dan lurus kedepan, merupakan pasar, yang kalau malam minggu, ada banyak penjual makanan, baju-baju di depan bangunan pasarnya, hiburan music, nobar, dan orang-orang yang main piano atau pun nyanyi mirip di Jepang, gitu deh.
Nikmati duduk-duduk malam di pasar yang menjual kuliner-kuliner enak... sekaligus murah meriah.
Ini adalah titik nol kilometer... cihuuuy, ada semacam patung juga disebelah sana, gak muat masuk camera, wkwk
Finally, setelah puas. Kita memutuskan kembali ke Hotel untuk melepas lelah. Mengistirahatkan kaki sejenak setelah berjalan kesana-kemari ke tempat wisata di sekitar Slamet Riyadi plus kehujanan. Aku kembali melihat jadwal kereta commuter Prambanan Ekspres (Prameks) jurusan Solo-Jogja. Dan itu jam 09.45 wib. Tiket kereta Prameks merupakan kereta commuter, yang hanya bisa dibeli tiga jam sebelum keberangkatan. Btw, Yoan nyaranin untuk beli di Indomart aja. Aku langsung mikir, “emang di Solo ada Indomart?” wkwk, karena sepanjang perjalanan, gak ada yang namanya Indomart apalagi saingannya, Alfamart. Maka aku cuman bisa ngejelasin ulang kembali kalau tiket kereta jenis commuter merupakan kereta yang berbeda dari jenis kereta normal lainnya yang punya kelas tersendiri (ekonomi, bisnis, eksekutif). Kereta commuter rata-rata adalah kereta berdiri, kadang kita gak dapet tempat duduk di dalem kereta. Mudeng, ya? Banyak-banyakin baca artikel deh. Atau berdebat jika bisa, karena dengan itu, akan mengasah kemampuan kita dalam berfikir kritis secara logika.

Kita berangkat jam 06.00 wib dari Hotel. Mau nyaranin berangkat jam 07.00 wib aja, tapi ntar malah kembali cek cok. Aku ngalah aja deh, iya-in aja. Bahkan tadinya niat berangkat jam 05.00 wib biar gak kehabisan tiket yang jam 09.45 wib loh. Atau berangkat jam 03.00 wib dini hari, biar bisa berangkat yang lebih pagi, dengan mengambil kereta prameks yang jam 05.25 wib. Wohoooy… Kita aja baru bangun jam 05.15 wib kok barusan :o

Dari Hotel Kota menuju St. Purwosari, kita Naik becak dengan tarif Rp.15.000,- gak sampe 10 menit perjalanan kok. Di sepanjang jalan Slamet Riyadi, kita bisa ngeliatin orang-orang yang tengah CFD-an hari minggu. Ada banyak pertunjukkan, juga berbagai macam tenda kuliner. Aku pengen nyobain kulinernya padahal, hiks :(

Selama di Stasiun, aku mengalami problem sakit perut, pengen poop gitu, wkwk. Gara-gara makan pedes noh -__-  alhasil nunggu dari jam 06.30 – 09.45 wib aku manfaatin ke kamar mandi di Stasiun, bisa uring-uringan di Jogja nya deh kalau engga.
Aku bener-bener bete berat selama nunggu commuter Prameks dateng -_- Tapi kok di depan camera tetep senyum begitu, hahahahhhh
Pukul 09.00 wib kita baru di perbolehkan masuk ke dalam, bagian yang telah melewati sesi pemeriksaan karcis. Nunggu… nunggu… nunggu. Dengerin baik-baik ya, kapan kereta prameks tujuan Solo – Jogja dateng, kalo engga bisa ditinggal loh, wkwk.
Alhamdulillah... akhirnya nih dateng juga Prameks :')

Alhamdulillah… Prameks dateng. Dan kita gak kebagian tempat duduk. Welcome, Yogjaaaa!!!

See You cerita selanjutnya di postingan “Pengalaman Jogjakarta”, ya…

Semarang, 07 Mei 2015
23.17 wib

Karena Inilah Hidup


Kejam, gak adil, melelahkan, mononton, gak menarik. Pernah gak sih kita berfikir sekali, tentang akhir dari hidup kita? Entah karena kita penasaran atau hal lain.

Manusia Memang Minim Rasa Bersyukur.
bahkan aku yang tak pernah luput dari sesuatu yang salah. . .
Termasuk aku.

Saat ingat dulu, waktu aku masih kecil, hidup pas-pas an di rumah tua alm.nenek. Dengan pekerjaan abi yang tak tetap, bahkan beliau harus menghidupi kami ber-empat yang masih unyu-unyu, polos dan tak tau begitu kejamnya hidup di luar sana.

Masih mau ngeluh hari ini?
Aku bahkan gak bisa membayangkan, kalau aja, orang tua aku gak bikin keputusan untuk pindah, dan keputusan abi untuk banting tulang di Ibu Kota Indonesia, Jakarta.  Aku mungkin gak bisa mengenyam pendidikan sampai kuliah.

Meski setiap orang punya cerita berbeda. Percayalah. Rencana Tuhan selalu lebih baik. Jadi, walaupun aku sendiri gak yakin untuk berjanji pada diriku sendiri, seenggaknya, kamu harus berjanji untuk gak pernah menyalahkan siapapun atas keadaanmu.

Tutuplah Telingamu, Atas Apa Kata Orang-Orang Yang Negatif.
perlu tamparan? hal-hal negatif dari luar pasti tak pernah berakhir...
Sekarang, aku belajar satu hal yang pasti. Keluarga adalah pondasi utama yang tak pernah pudar oleh waktu, usia, atau angin manapun.
Sahabat, teman, rekan dan sbg. nya lah yang nomer sekian setelah keluarga.

Kamu akan tau arti itu setelah melalui pahit manisnya hidup sebagai anak rantau. Dan hanya mereka yang merantau yang bisa memahami perasaanmu sebenarnya.

Kamu akan jatuh, guys. Pada titik dimana, malam dini hari saat kamu terbangun, dalam sujud-Nya kamu menangis. Menangis dengan banyak sebab. Saat kamu berhenti, kamu akan sadar bahwa tangismu adalah karena kamu terlalu lemah di mental.

Kamu harus melakukan semua hal sendirian, kamu kadang merasa lelah dengan apa yang orang-orang katakan tentangmu, juga kamu kadang kala butuh orang lain untuk menemanimu beberapa detik.

Tapi, mencoba terus bertahan dan tersenyum di atas semua itu adalah sesuatu yang patut kita berikan penghargaan pada diri sendiri suatu hari nanti.

Jangan pernah lelah untuk terus berjuang. Semangat.

nb: tulisan ini mengalami stuck di tengah-tengah penulisan. Btw, semoga makna nya masih tetap dapat.

Semarang, IPoint Pandanaran, 08 Mei 2015
14.53 wib