Friday, May 8, 2015

[PENGALAMAN] One Day Trip Surakarta.


Pada kesempatan ini, aku punya cerita menarik sebagai anak rantau, yang hobby traveling. Traveling sendiri identik dengan jalan-jalan, dan setiap orang pasti ‘suka’ sama yang namanya jalan-jalan. Tapi, dalam apa yang aku simpulkan dari suatu artikel di internet, ada banyak nama untuk sejenis: jalan-jalan. Seperti: Backpacker, flashpacker, Trip, dll.

Aku sendiri, memilih sebagai kaum backpacker, kenapa? Karena backpacker adalah salah satu cara anak muda yang punya budget pas-pas-an tetap bisa menikmati travelling.

Btw, aku ke Surakarta atau dengan kata lain, Kota Solo, berdua… bareng sahabat suka-duka masa SMP, Yoan. Meski kuliah di Semarang, mainnya tetep sama temen yang itu-itu aja, bahkan travelling aja bareng temen sedaerah tempat tinggal, ckckck.

Dari Semarang, kita berangkat menggunakan transportasi Kereta Api, milik perusahaan PT.Kereta Api. Perusahaan yang sudah berubah menjadi perusahaan Perseroan saat ini. Berangkat dari Stasiun Poncol Semarang, menuju ke Stasiun Purwosari, Surakarta. Nama kereta yang membawa kita menuju Surakarta adalah Kereta Kalijati, sama seperti kereta Kaligung, kereta ekonomi yang murah meriaaah. Mau tau harga tiketnya berapa? Rp. 10.000, guys. Cukup buat sekali makan di warung makan noh.
murah meriah harga tiketnya :) bahagianya diriku...
Kita udah beli tiketnya jauh-jauh hari, selain untuk mengantisipasi kegagalan berangkat pada tanggal 02-03 Mei 2015, kita juga merasa gak sanggup untuk bangun pagi. Padahal berangkat jam 08.45 wib, gak kepagian kok. Biasa… insom semua semalemnya.
di Kereta Kalijati, bareng Yoan. Sahabat masa SMP :*
Semarang-Solo itu 3 jam naik kereta. Bikin bete banget selama perjalanan, udah gak ada sinyal karena lewat daerah-daerah terpencil yang isinya hijau-hijauan, gak bisa mainan tab deh buat buka twitter, fb, path, ig, bbm… mana pula, rame banget. Maklum kan itu hari Sabtu. Untung aja, ada dedek unyu yang bisa aku ajakin bercanda, dengerin musik bareng, ngobrol bareng, dan terakhir… foto bareng, hahahaha. Gemeeesssh dek, Aunty Nidanya.
Nah, ini dedeknya. Bikin emesh, ya? wkwk
Sampailah kita di Surakarta, pada pukul 12.00 wib. Btw, untuk kereta jurusan SMC-Surakarta cuman jalan sekali dalam satu hari lho, yaaa… entahlah karena alasan apa, yang penting jangan sampai kereta Kalijati SMC-Surakarta ini ditiadakan kayak nasibnya kereta jurusan SMC-Jogja, sejak tahun 2013 silam :’(

Kesan pertama saat kita tiba disana adalah, “Yahhh… hujan -__-“
“Pintu keluarnya dimana? Eh, jangaaan… kita mampir ke toilet dulu deh.” Karena, di Stasiun Purwosari, cuman ada satu toilet, dan itu pun di dalam, setelah pemeriksaan tiket dilakukan.
ini merupakan sepanjang jalan Slamet Riyadi. Kawasan City Walk yang cocok untuk berjalan kaki...
Akhirnya kita memutuskan untuk meneduh di salah satu nasi kucingan, dan kayaknya Yoan gak suka nasi kucing deh. Padahal kalo di kost, aku seneng banget beli nasi kucing sampe 3 bungkus, wkwk. Yaudahlah, kita cuman nebeng minum susu panas sama gorengan buat ganjel perut sebelum memulai perjalanan hujan-hujanan.
Dari arah Stasiun Purwosari, kita tanya sama ibu-ibu penjual tentang arah ke Grand Mall Solo, bukan mau ke Grand Mall sih, cuman ya, tempat wisata di Surakarta itu searah dengan Grand Mall berada dari Stasiun Purwosari, lagipula, saat kita keluar dari gerbang masuk Stasiun, depan jalan kita sudah merupakan Jalan Brigjen Slamet Riyadi. Jalan utama yang lebar dan merupakan kawasan City Walk di Solo, yang berakhir di titik nol kilometer. Arah sebaliknya merupakan jalan menuju UNS.

Depan landmark... rumah walikota. Foto dulu :p
Memasuki Grand Mall, cuman mau nemenin Yoan, temen seperjalanku kali ini makan di BFF, restoran yang menjual daging. Sengaja aku gak pesan, selain harganya mahal, aku pun gak suka terlalu banyak makan daging, kecuali di warung yang meski kecil, makanannya gak kalah enak sama makanan yang mahaal, wkwk. Pengaruh -abi, papahku nih, yang selalu ngajakin aku kulineran di warung-warung pinggir jalan, yang enak dan harga murah sesuai kantong mahasiswa.

Dari Solo Grand Mall, kita jalan terus menuju ke tempat-tempat wisata yang ada di sekitar jalan Slamet Riyadi. Meski hujan dan cuman bawa payung satu, gak romantis, jadinya banyak cek cok  -__- wkwk.

Disekitar jalan Brigjen Slamet Riyadi, kita akan menemukan berbagai destinasi wisata yang cocok untuk foto-foto, sekaligus menambah wawasan. Nanti, akan kuceritakan tentang kesan yang aku ambil di postingan lain mengenai destinasi yang aku telusuri.
Salah satunya museum ini. . .
Meski gak boleh foto-foto di area dalam museum batik Danar Hadi, kita tetep diperbolehkan mengambil gambar kenangan dibagian pembuatan batiknya kok. Ibunya keren, "Ini ibu lagi ngebuat pesanan Presiden loh." wkwk~ seketika, kita ngakak.
Pukul 16.30 wib, kita mulai lelah, selain bawa tas yang berat, kebanyakan isinya make up: bedak, lipstick, pelembab, sabun muka, sikat gigi, odol, pensil alis, dan mascara. Plus sisir, eyeliner, itu itu makan tempat banget... haha, dasar cewek.

Buat foto-foto mah masih kuat dong, masih senyum pepsodent juga kok :p
Akhirnya, kita memutuskan berhenti di salah satu wedangan, memesan teh anget 2 dan makan gorengan 3 sama arem-arem. Ngabisin cuman 4 ribu. Murah meriah bangeeeeets. Sambil medang, kita nyari info soal hotel murah dibawah 100 ribu, kita dapet… Hotel Kota. Per-malam, 100 ribu dapet 2 kasur, TV, Fan, Kamar Mandi dalem, sama Sarapan. Di Internet sih, katanya sekitar 70 – 100 an ribu, tapi itu update tahun 2013 akhir atau 2014 awal. Mungkin saat ini karena harga bbm udah naik, termasuk listrik, tarif hotel ikutan naik
Sebenernya masih murahan hotel di Tegal yang pernah aku tempati, 150/malam dapat AC sekaligus.
Kita melepas lelah di Hotel Kota. Yoan aja sampe tidur, pulas banget… baru bangun jam 18.40wib. Aku sih bobo sebentar, palingan 30 menitan doang. Selebihnya, baca artikel dan info bus dari Jogja ke Semarang. Astagfirullah, bus Jogja-Semarang itu bikin frustasi banget, loh :(
Kasuuuuuuuuuuuurrrrr ({})
Aku memutuskan untuk ke pasar Ngaspuro setelah mandi tentunya yee, pasar Ngaspuro merupakan pasar yang katanya kalau malem minggu rame banget banyak penjual dan pembeli, niatnya mau kulineran, eh, yang jual makanan cuman beberapa doang. Selebihnya, kebanyakan penjual benda seni yang unik, batik, baju, dll.
Akhirnya, kita memilih makan di salah satu rumah makan dekat Ngaspuro. Wow, harga soup daging 45 ribu, men! Dan aku pun yang memilih salah satu menu seharga Rp.25.000,-an ternyata dapetnya mirip nasi pecel. Yassalam, makan di warung biasa cuman Rp.6.000,- atau Rp.10.000,- ribu sudah temasuk pake minum teh anget dan gorengan… Hahaha, disitu, minuman es teh doang pun harganya Rp.7.000,- guys. Ini sih namanya pemborosan. Yaudahlah. Backpacker yang berubah jadi Flashpacker dalam beberapa menit, untuk sekedar makan. Sebenernya, anti makan di tempat begituan nih aku, selain kalo dibayarin sih mau. Gabisa beli oleh-oleh deh, hiks.
Aku tipe pemilih, karena prinsip yang aku pegang adalah, “barang bagus dan kualitas bagus tak selalu dilihat dari harga yang selangit.” Pelajaran berharga dari cara didik kedua orangtua aku secara tak langsung.
Romantis sih tempatnya, sayang... mahal.
Selepas makan, kita jalan-jalan di sekitar penjual seni-seni unik sekitar pasar tumpah Ngaspuro, Yoan beli berbagai macam oleh-oleh. Kalau aku sih… hm? Palingan ya, mikir dulu sejuta kali.

Dan barulah setelah puas di pasar Ngaspuro, kita jalan-jalan terus ke sisi jalan Slamet Riyadi yang panjang, sebenernya pengen tau seberapa panjangnya jalan tersebut. Di ujung, kita bisa menjumpai semacam patung di tengah jalan, dan belok kiri merupakan titik nol kilometer, dimana, menurut info yang aku baca, ada benteng Belanda dan gedung-gedung sejarah yang unik. Sebelah kanan, ada Kraton Surakarta dan lurus kedepan, merupakan pasar, yang kalau malam minggu, ada banyak penjual makanan, baju-baju di depan bangunan pasarnya, hiburan music, nobar, dan orang-orang yang main piano atau pun nyanyi mirip di Jepang, gitu deh.
Nikmati duduk-duduk malam di pasar yang menjual kuliner-kuliner enak... sekaligus murah meriah.
Ini adalah titik nol kilometer... cihuuuy, ada semacam patung juga disebelah sana, gak muat masuk camera, wkwk
Finally, setelah puas. Kita memutuskan kembali ke Hotel untuk melepas lelah. Mengistirahatkan kaki sejenak setelah berjalan kesana-kemari ke tempat wisata di sekitar Slamet Riyadi plus kehujanan. Aku kembali melihat jadwal kereta commuter Prambanan Ekspres (Prameks) jurusan Solo-Jogja. Dan itu jam 09.45 wib. Tiket kereta Prameks merupakan kereta commuter, yang hanya bisa dibeli tiga jam sebelum keberangkatan. Btw, Yoan nyaranin untuk beli di Indomart aja. Aku langsung mikir, “emang di Solo ada Indomart?” wkwk, karena sepanjang perjalanan, gak ada yang namanya Indomart apalagi saingannya, Alfamart. Maka aku cuman bisa ngejelasin ulang kembali kalau tiket kereta jenis commuter merupakan kereta yang berbeda dari jenis kereta normal lainnya yang punya kelas tersendiri (ekonomi, bisnis, eksekutif). Kereta commuter rata-rata adalah kereta berdiri, kadang kita gak dapet tempat duduk di dalem kereta. Mudeng, ya? Banyak-banyakin baca artikel deh. Atau berdebat jika bisa, karena dengan itu, akan mengasah kemampuan kita dalam berfikir kritis secara logika.

Kita berangkat jam 06.00 wib dari Hotel. Mau nyaranin berangkat jam 07.00 wib aja, tapi ntar malah kembali cek cok. Aku ngalah aja deh, iya-in aja. Bahkan tadinya niat berangkat jam 05.00 wib biar gak kehabisan tiket yang jam 09.45 wib loh. Atau berangkat jam 03.00 wib dini hari, biar bisa berangkat yang lebih pagi, dengan mengambil kereta prameks yang jam 05.25 wib. Wohoooy… Kita aja baru bangun jam 05.15 wib kok barusan :o

Dari Hotel Kota menuju St. Purwosari, kita Naik becak dengan tarif Rp.15.000,- gak sampe 10 menit perjalanan kok. Di sepanjang jalan Slamet Riyadi, kita bisa ngeliatin orang-orang yang tengah CFD-an hari minggu. Ada banyak pertunjukkan, juga berbagai macam tenda kuliner. Aku pengen nyobain kulinernya padahal, hiks :(

Selama di Stasiun, aku mengalami problem sakit perut, pengen poop gitu, wkwk. Gara-gara makan pedes noh -__-  alhasil nunggu dari jam 06.30 – 09.45 wib aku manfaatin ke kamar mandi di Stasiun, bisa uring-uringan di Jogja nya deh kalau engga.
Aku bener-bener bete berat selama nunggu commuter Prameks dateng -_- Tapi kok di depan camera tetep senyum begitu, hahahahhhh
Pukul 09.00 wib kita baru di perbolehkan masuk ke dalam, bagian yang telah melewati sesi pemeriksaan karcis. Nunggu… nunggu… nunggu. Dengerin baik-baik ya, kapan kereta prameks tujuan Solo – Jogja dateng, kalo engga bisa ditinggal loh, wkwk.
Alhamdulillah... akhirnya nih dateng juga Prameks :')

Alhamdulillah… Prameks dateng. Dan kita gak kebagian tempat duduk. Welcome, Yogjaaaa!!!

See You cerita selanjutnya di postingan “Pengalaman Jogjakarta”, ya…

Semarang, 07 Mei 2015
23.17 wib

1 comment:

  1. Permisi... aku tertarik buat solo traveling ke kota solo... boleh minta detail kmren km kmna aja plus naik angkutan apa aja? Soalnya bener2 buta arah... rencana kesana sekitaran idul adha... makasih ya hehe

    ReplyDelete

Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.

- Kutunggu komentarmu.