Percayakah kau akan mukjizat? |
Meski aku
memohon dan membuat impian yang mustahil dari berjuta impian yang ku ukir.
Siapa yang akan melarangku?
Bahkan,
ketika umi dan abi meragukan apa yang aku percayai selama ini tentang harapan
dan kenyataan tersebut, meskipun begitu… bahkan mereka tak bisa menghentikanku
untuk mencobanya. Mencoba adalah salah satu langkah berani gagal.
Kenapa takut
gagal? Bahkan aku sudah beberapa kali ditolak, yang merupakan satu langkah
hampir gagal, satu makna dengan nyaris gagal.
Aku mungkin
akan terluka, menangis, kecewa, dan kehilangan semangat, dll, dll. Selama aku
masih bernafas, selama aku masih percaya bahwa keajaiban itu selalu ada, sama
seperti mukjizat yang pernah dirasakan beberapa orang beruntung. Tak pernah aku
ragukan kekuatan doa, kekuatan kegigihan. Dan tak pernah aku ragukan janji
Allah.swt padaku. Janjinya untuk membuat kita menerima apa yang seharusnya,
sesuai apa yang telah kita usahakan.
Usaha.
Sudah berapa
besar usaha yang aku lakukan?
Jawabannya
mungkin nol persen. Menghabiskan waktu untuk melakukan hal berguna adalah
kesalahan yang membuang waktu.
Pada sebuah
film, ada kutipan bagus tentang sang waktu, bahwa: manusia dibumi mungkin berebutan tentang sumber daya alam, uang, yang
mereka anggap sebagai sebuah kekayaan. Bagi kita, kekayaan itu adalah ‘tambahan
waktu’ karena, waktu adalah sesuatu yang tak pernah bisa kembali.
Kalau aku
bisa, mungkin dengan pergi ke galaksi yang membawaku pada dimensi 5. Dimana
pada suatu tempat, yang dapat membuatku kembali pada sang waktu dimasa lalu.
Ingin ku melakukan hal-hal tertentu agar aku tak kehilangan beberapa harapan
yang kini telah pupus. Masuk Universitas Negeri, misalnya.
Yeah. Seperti
itulah hubungan antara waktu dan harapan-harapan yang selalu ingin kita jadikan
kenyataan pada saatnya nanti.
Dariku, yang
sedang berusaha meraih harapannya.
Semarang
07 Mei 2015
23.44
wib
No comments:
Post a Comment
Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.
- Kutunggu komentarmu.