Friday, January 15, 2016

PERSAHABATAN YANG FLUKTUATIF



Sekarang aku tau kalau persahabatan itu gak pernah ada yang abadi. Orang-orang mengatakannya sebagai sesuatu yang berfluktuasi.

Meski selalu ada harapan di dalamnya, tentang hal-hal fluktuasi tersebut. Harapan hanyalah selalu tinggal harapan di belakang. Menjadikannya kenyataan dari sebuah harapan hanyalah bagian dari keajaiban yang untuk beberapa orang, itu sulit.

Menjadi anak rantau dan mahasiswa di tempat yang asing membuatku belajar satu hal, tentang hubungan. Bahkan untuk persahabatan yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Itu sama aja, guys.

Kenyataan yang aku dapat hari ini, membuatku sedikit melihat sisi rapuh dari diriku, beberapa anak-anak gaul mengatakannya sebagai bagian dari baper (bawa perasaan)
Begitulah hidup, selain keluarga, pada jenis hubungan apapun, termasuk persahabatan, aku sudah tak lagi berharap lebih, meski bahkan aku dan dia telah bersahabat untuk waktu lebih dari 5 tahun.

Terserahlah, waktu memang dapat menjawab beberapa hal. Tapi waktu tak bisa membeli sebuah hubungan yang lebih dekat.
Semisalnya, anggap saja aku punya suatu masalah dan butuh batuan, pada siapakah aku akan meminta bantuan? Tentu saja, sahabat dekatnya, kan?

Kadang, aku sadar, bukan seberapa lama kamu kenal dia, bukan seberapa cocoknya kalian berdua, juga bukan seberapa waktu yang telah kalian habiskan bersama. Persahabatan yang sesungguhnya adalah, sesibuk dan bagaimanapun keadaaannya, ketika sahabatnya butuh bantuan, dia selalu ada di belakang, membantunya, mengulurkan tangannya, menyediakan bahunya, dan menyeka air matanya. Begitulah sejatinya sahabat yang benar-benar seorang sahabat.

Bagaimana soal ketika kamu di tinggalkan dan ditolak saat butuh bantuan? Dengan sahabatmu sendiri? Bagaimana tentang perasaanmu? Kadang, aku nyesel udah minta bantuan sama dia, dalam beberapa hal, itu membuat aku sadar, sejatinya, dia yang aku anggap sahabat hanyalah orang-orang yang sama seperti kebanyakan.

Iya, orang-orang yang cuman pernah berbagi bersama dalam suatu suka maupun duka, selama dia juga punya kepentingan yang sama. Yang akan hilang suatu saat nanti.
Karena kita gak tau kapan nasib dan suatu perubahan membawa kita pada arah jalan yang berbeda.

Selalu gunakan prinsip, “Prioritaskan dirimu sendiri.”

Tapi prinsip dalam hubungan aku sebenarnya adalah, “selalu prioritaskan sahabat kamu.”
Dalam beberapa hal, aku mulai ragu atas semua persahabatan aku. Juga bahkan persahabatan aku dengan Triple A, dengan lainnya.

Karena itulah hidup. Selalu berubah, selalu mengalami defisit dan inflasi. Jenis hubungan yang menyeramkan. Sebanyak apapun kebahagiaan yang pernah dilalui bersama, rasanya, ketika aku di dalam kamar sendirian, dan merenung, aku sadar, aku gak pernah merasa bisa bahagia seutuhnya.

Ada suatu kutipan menarik, “dibalik senyum seseorang, ada begitu banyak kepribadian yang menakutkan yang mereka sembunyikan.” Kalau memang itu benar, ya benarlah… begitu saja.

Hei, Nidake… jangan jadi lemah, inget, kalau gak ada lagi bahu untuk bersandar, ada lantai tempatmu bersujud padaNYA. Kalau kamu lelah sama hidup yang membosankan ini, inget, selalu ada tanggung jawab yang belum kamu wujudkan. Impian itu, Nidake.

Jangan jadi lemah, oke? :’)

Semangatlah!

© Dari diriku sendiri yang ragu, Nidake

Semarang, 12 Januari 2016

Saturday, January 2, 2016

Namanya: Mengki, sayang.



 RE-POSTING SETAHUN YANG LALU

Postingan ini di tulis dengan menggunakan bahasa: Gaul (?) dan sama sekali gak formal. Mungkin, kesannya absurd dan sulit di mengerti (*peace)
Revolusi 2015 nih. Udah terlalu lelah sama gaya tulisan yang ‘itu-itu’ aja.
***

Mengki, hey you Meng, Miss :")

Siapa Mengki?
Pacar gue?  Bisa jadi.
Temen galau gue? Bener banget
Temen yang ada saat gue kesepian? Wkwk, iya sih. Tapi cuman seminggu lebih dikit.
Atau si rusuh yang sukanya ngagetin gue? Banget.
Dan atau, dia itu… temen curhat gue yang sama sekali bisanya cuman dengerin doang? Huh ._.

Yang jelas yak, Mengki itu cowok bukan cewek. Katanya, Mengki itu jantan kek Kak Guruh, si pemilik Mengki unyu ini (*Mau banget gue akui Jantan, kak? Uhuk!)
Dan yang lebih jelasnya… Mengki itu kucing.
Iya. Kucing.
Lo kira, manusia? 

Hello, aku Mengki. Aku cowok! titik.

Jarang-jarang gue punya temen cowok seumuran yang bisa di ajak curhat dan main, selain sepupu gue, tentunya. Dan di ajak curhatnya diganti = di ajak main cubit-cubitan gak jelas, bwhahaha.

Awalnya ogah banget gue di suruh jagain kucing, yang repotin banget. Secara, kan gue orang sibuk :p
Entah kesambet apa, waktu kakak cewe gue, yang kuliah di Undip semester tua itu bilang gini, “Nid, kamu tau Mengki? Titipin kost-an kamu, bisa ya?”
Langsung gue, iya-in aja biar cepet.
Gue emang tau dan kenal di Mengki sejak dahulu kala. Sejak kakak cewe gue masih jadi pacarnya kak Guruh (Karena sekarang udah mantan, tapi masih akur macem kakak-adek)
Dan beberapa hari kemudian, kak Guruh juga bilang gitu ke gue. Selanjutnya sih, si Mengkoy, eh… maksudnya Mengki, udah di kost gue >_<
Bikin jantungan aja tau gak, kak Gurrrrr.

Ceritanya, si Mengki nginep di kost gue dari hari Selasa sampe kamis depan. 10 hari tuh. 10 hari yang rasanya, cepet banget. Berkesan banget. Sampe gue sedih mengingat Mengki mau di balikin. 

Cuma kucing, tapi bikin kangen

Dan bertambah sedihlah gue, pas tau Mengki mau di kasihin ke temennya kak Guruh yang cewek. Katanya, kak Guruhnya itu sibuk mau TA (Tugas Akhir) or Skripsi dan mau gak mau sih, Mengkong harus di hibahkan, demi kebaikan Mengki sendiri.

Awalnya emang kak Guruh udah nawarin gue buat jagain Mengki untuk jangka waktu yang lama. Sayangnya, gue nolak.
Sepele sih alasannya. Karena gue sibuk dan mau pulang ke Serang-Banten. Libur semesteran. Dan gue juga masih teriket sama organisasi, plus umi gak ngijinin gue deket-deket sama binatang manapun untuk di taruh di kamar. Yaelah, ribet banget… Belum lagi, masalah kost, yang katanya gak boleh bawa hewan peliharaan demi kenyamanan. Padahal mah, gak ada peraturan tertulisnya tuh mengenai hal itu.

KZL! Pengen nimpukin tembok kalo gitu mah.
Mengki ku sayang…. Maafin kakakmu ini ya dek, jahat kan? Sampe nolak buat jagain kamu. Demi kebaikan kamu sendiri sih, dek.

Note: sampe sekarang, Mengki masih di kak Guruh loh, ckck. Gak tega kali kak Gur ngibahin adek se-manis Mengki :v

Mengki itu anteng banget loh… Gue gendong gak nolak, gue panggil nengok, gue kasih makan lari-lari lucu ke gue, gue ajakin foto juga dia mau, gue elus-elus pun nurut, pokoknya ya gitu deh… Bener-bener Mengki yang lucu. Pantesan, bikin kangen!
Hello, see you

See you, Mengko… eh, Mengki :*
Kakakmu, yang pernah ngerawat sebentar.
© Nida

Semarang, January 2015

LDK FEB UDINUS 2015


 
Peserta LDK Ormawa FEB 2015

Hallo, tahun lalu aku pernah cerita tentang LDK 2014 di blog, dengan sebagai peserta. Tahun ini, aku kembali lagi, dengan sebagai panitia. Yey (^.^v)

Sebenernya, LDK 2015 udah berlalu sejak jauh-jauh hari. Baru bisa nulis sekarang, dengan modal ingatan yang entahlah…nge-blur. Ya alasannya sih karena sakitlah, banyak tugaslah, pusing mikirin laporan LPJ-lah, dll. Akibatnya, nulis curahan hati yang mengganjal aja belum sempet. Mending kalo ada waktu luang, aku pake aja buat bobo cantik sama guling dikasur tercinta.

Hehe, mulai deh bawelnya. Gausah heran, buat yang pertama kali baca blog aku, maklumi ya. Buat yang udah sering baca blog aku, kayak si dia tuh, stalker sejati, plus sahabat-sahabat aku yang kepo banget, aku kan emang hobby cerita gak mutu kayak barusan :p diselipin curhatan.

Nah, langsung aja ke topik bahasan.
Disini, sebagai panitia, aku terpilih menjadi sekretaris. Ya, meskipun kenyataannya adalah mengajukan diri untuk jadi sekretaris sih. Buat aku, jadi sekretaris di Ormawa FEB tuh baru pertama kalinya, mentok-mentok pernahnya waktu SMA. Beruntung aja, aku gak gaptek soal Ms. Word, berkat kena marah pak Guru melulu waktu kelas 10, akhirnya aku belajar giat Ms. Word, wkwkwk.

Alhamdulillah, pertama, aku mau ngasih ucapan makasih banyak buat pak Penanggung Jawab, Pak Arditya. Ketua Pelaksana, Arief. Bendahara, mba Nope. Sie. Humas, Puspita. Sie. Acara, mba Linda dan Pak Imron. Sie. Perkap, Mas Yoga. Dan Sie. Dokumentasi, mba Dinda.

Makasiiiiih banyak, aku di kritik abis-abisan waktu evaluasi, sampe malu sendiri, tapi dari situ, aku belajar pengalaman yang wah. Yeah, aku emang gak peka sebagai sekretaris, please maafin, meski bukan lagi junior di ormawa, tetap aja masih gak ada pengalaman jadi sekretaris, hehe.

Kesembilan orang itu semuanya dari DPM, hlo. Mereka adalah koordinator-koordinator bidangnya. Karena, meskipun LDK adalah program kerja gabungan antara BEM, HMM dan HMA di FEB UDINUS, LDK merupakan Program Kerja utama yang susah-susah-gampang dan full tanggung jawabnya DPM.
---

Hari pertama dan seterusnya, sebelum hari- H. Banyak banget rapat. Jenisnya pun macam-macam. Ada rapat koordinasi, ada rapat internal itu sendiri, ada rapat gabungan, ada rapat besar. Uh, rasanya aku pengen banget lari dari tanggung jawab. Aku lelah. Sayangnya aku udah janji sama diri sendiri untuk lebih serius mulai saat itu, hehe.

Mau gak mau, dengan terpaksa, juga dengan susah payah aku tetap dateng ke kampus, ke ruang ormawa FEB buat rapat--- mas Gigih, sebagai Gubernur BEM sampai comment: sibuk banget sih. Sayangnya, aku cuekin, wkwk (^.^v)
Iyalah, sekretaris mah sibuknya jauh-jauh hari sebelum hari- H. Menjelang hari- H, nyantai. Dan bahkan pas hari- H nya kurang kerjaan banget, sampai gak tau harus ngapain lagi -,-

Nah, setelah sibuk dengan segala keruwetaaan surat sana, surat sini, dll. Hari- H LDK 2015 pun datang. LDK nya tetap di tempat yang sama seperti tahun lalu, dengan berbagai alasan. Dilaksanakan pada hari Jumat –Minggu, 23 – 25 Oktober 2015.

Aku males nih buat ceritain sedetail mungkin kegiatannya dari hari pertama sampai hari terakhir, ya tapi, aku gak akan males upload foto LDK kok selama jaringan wifi memandai. Liatin aja ya fotonya, wkwk.

Dibandingkan tahun lalu, sebenernya ada beberapa hal yang berbeda dalam susunan acara LDK tahun ini. Tetang Malam Inagurasi yang juga berbeda. Tentang games yang juga berbeda. Dan tentang keseruan lainnya yang juga berbeda. Persamaannya: sama-sama melelahkan, dan bikin peserta (juga panitia) gagal diet plus mules-mules, hahahhahah.

Nah, sebenernya aku mau jujur pas hari- H, diriku ini kuker hlo, hey, ya, kuker = kurang kerjaan. Selain jaga games, aku cuman duduk-duduk manis di depan omah khusus panitia, plus bantuin perkap beberapa doang, gak susah kok bantuinnya. 

Yang paling sibuk, selain Sie. Acara yaaaa, Perkap, lalu Sie. Keamanan, dan P3K. 

Game!

Kang Im lagi ngomong di depan peserta tentang peraturan ormawa

Ibu Kusni, yey, perjuangan banget buat ngudang salah satu pembicara ini lho. Thanks Ibu ({})

Game! LDK itu seru kok, guys

Game, again. Karena LDK adalah tentang kerja team

Semangat kalian partner baru kita di ormawa FEB

Malam inagurasi. Api unggun dan pengangan tangan, pegang harapan kita untuk masa depan.


nb: karena belum selesai, lanjutin part 2 yak abis uas! Tuh aku kasih bonus foto-foto dulu, hihi.



(c) Nidake.
02 Januari 2016

BYE 2014 [Re-Posting Setahun Lalu]



late postingan yang di sengaja - - bye!
Coba deh, bayangin… Hal baik apa yang sudah kamu kasih ke orang-orang tersayang? Terutama: orang tua, di tahun 2014.
Kalo aku sih, buanyak banget. Saking banyaknya, aku sampe lupa. Yang pasti gak cuman kebahagiaan (*padahal aku gak tau, kebahagiaan macam apa dari aku, untuk mereka.__.) ada juga duka-nya. Contoh: bikin mereka kesel, khawatir, kecewa, marah kecil, hingga marah besar. HA! Wkwk~

Kalau flashback ke masa itu. Rasanya, aku pengen marahin diri sendiri, pengen banget bisa sadar diri dan jaga ego. Sudah gede, Nid! Gitu deh…
Tapi, yang namanya hidup. Yang namanya, manusia. Beginilah apa adanya. Aku gak bisa, gak bisa gitu aja bertindak sesuai apa yang aku inginkan. Kadang, bahkan walau hanya ‘sekadar’ pikiran, sulit untuk aku jadikan kenyataan.
Tuh kan, ngomongin hal gaje lagi, >,<

Bye 2014.
Untuk orangtua aku. Makasih banyak, selama ini udah dukung aku apapun yang terjadi… umi, abi :’) Makasih udah membiarkan Nida memilih jalan hidup Nida sendiri. Makasih untuk semua yang kalian kasih ke Nida. Kadang, aku pernah gak tau diri. Pernah kurang ajar. Pernah gak bersyukur. Pernah menyakiti hati kalian. Atau hal-hal buruk lainnya.
Semakin aku dewasa, semakin aku sadar, bahwa ucapan terima kasih dan maaf itu gak cukup untuk membalas semua apa yang sudah kalian korbankan ke aku, dan adik-adik aku, juga mba Laila.
Semoga kelak, Allah.swt bisa ngasih kesempatan ke kita berempat, untuk ngasih imbalan yang sepadan untuk umi dan abi.
Umi… Abi… Jangan pernah kapok doakan aku, ya ({})

Untuk Nur Lintang, Adinda dan Mba Laila. Tiga orang yang sulit aku pahami. Tiga cewe sedarah, yang kalau ketemuan kerjaannya bete-bete-an terus. Tiga orang beda karakter, yang musuhan tiap hari, rebutan ini-itu, dan gak pernah puas bikin umi abi khawatir (*peace)
Untuk kalian… makasih udah mewarnai hidup aku, yang abu-abu. Jadi tambah abu-abu .__. Yang hitam-putih, jadi tambah hitam, tiada putihnya :o Pokoknya, makasih banyak deh. Walaupun keselnya setengah mati. Tetep cinta kalian tiada duanya! Tetep dukung kalian, kalau ada masalah. Dan tetep mempercayai kalian.
Semoga, kita gak pernah saling mengkhianati diam-diam. Juga gak pernah menyerah atas rencana kita untuk membahagiakan umi abi di masa depan. Aamiin ({})

Untuk kedua sahabat aku, Triple A. Dan sahabat-sahabat aku lainnya… Hai, kalian yang bener-bener ngubah pandangan hidup aku. Kalian yang bener-bener ngasih aku pencerahan dan ide. Kalian yang ngasih harapan aku untuk tetep berjuang bersama meraih apa yang menjadi mimpi kita masing-masing. Kalian yang selalu saling mendoakan.
Makasih banyak… sulit loh, menerima aku menjadi bagian dalam hidup kalian. Karena, ini aku!!! Si Introvert yang kalau udah kenal, ternyata alay dan polosnya minta ampun, wkwk (*peace) Yang misterius, dan aneh. Yang pemalu dan gak banyak ngomong. Yang sebenernya, suka banget ngeliatin tingkah laku orang diam-diam. Yang hobby minum susu dan es krim. Yeeeh… Kok jadi curhat tentang diri sendiri, yaaak? hahahahhh

Untuk orang-orang baru yang hadir di hidupku,
Juga orang-orang lama, yang harus pergi dari duniaku. Mungkin, dan nanti… aku akan tau, bahwa kalian hadir untuk membawa sesuatu yang harusnya membuatku menyadari bahwa hidup ini seperti ini. Hidup ini, gak hadir terus mengalir tanpa hambatan. Untuk membuatku lebih kuat, untuk membuatku gak harus peduli dengan apa yang orang katakan, hal-hal buruk tentang kita.


Love, © Nidake

akhir 2014. Setahun lalu.

IMPIAN DAN REALITA


Photo by Me

Sejak pertama kali abi mengijinkan aku untuk merantau, jauh dari rumah, dan  hidup sendiri disini, Semarang, Ibu Kota Jawa Tengah. Kota yang membuatku untuk mau tak mau harus beradaptasi dengan kerasnya hidup.

Aku sudah dua tahun disini, belajar apa itu arti hidup jauh dari keluarga. Aku memulainya dengan berat hati, juga ketakutan bahwa mungkin gak akan mampu bertahan.
Aku bertahan, meski hidup jauh dari keluarga adalah sebuah hal yang berat. Aku bertahan, guys.

Sulit bagiku untuk berdiri sendiri. Sulit bagiku untuk menghadapi kenyataan. Disini. Meski kedengarannya itu konyol, ataupun tampak menyedihkan. Yeah

“saat kita masih muda, banyak yang bertanya: apa cita-citamu? Tapi setelah dewasa, orang yang menanyakan hal itu semakin berkurang. Terus mendekap impian sampai dewasa tidaklah mudah. Dalam kenyataanya impian itu sulit digapai, dan bahkan semakin menghilang. Sehingga, kita lupa seperti apa mimpi kita dulu.”

Menulis adalah salah satu impianku, namun, karena suatu hal itulah yang membuatku mau tak mau berhenti berfikir bahwa aku dapat menjadi penulis. Aku tak punya waktu untuk belajar soal menulis, aku terlalu sibuk pada dunia perkuliahan yang jauh dari seluk beluk dasar-dasar menjadi seorang penulis yang handal. Meskipun beberapa orang beranggapan, menjadi penulis tak perlu belajar, bagiku yang sudah mencoba menulis dalam berbagai situasi, kadang menulis butuh suatu keahlian yang bahkan lebih sulit daripada ujian komprehensif, kujamin. Tak semua orang dapat menulis dan menemukan ide.

Blog mengingatkanku pada impian. Setidaknya, meskipun aku tak bisa menjadi penulis, aku dapat menjadikan menulis sebagai sebuah hobby, sebuah curahan hati, dan juga penghilang stress ketika aku lelah pada rutinitas yang terlalu menyibukkan.

Sejenak, aku merasa bahagia dan menjadi diriku sendiri dengan menulis, apapun yang aku suka dan yang terlintas di pikiranku saat itu. Menulis adalah suatu kebahagiaan yang entah sejak kapan kutemukan.

Aku tak ingin menjadi terkenal dengan menjadi seorang penulis seperti Shakespeare, atau mungkin Andrea Hirata, salah satu penulis favorit pertamaku.
Aku tak mengharapkan banyak orang yang membaca blog ini. Isi blog ini hanyalah sampah bagi mereka yang bukan siapa-siapa untukku, blog ini hanyalah sebagai pemuas ke-kepo-an seseorang yang hanya sekadar penasaran sesaat tentangku. Ya blog ini hanyalah sekumpulan tulisan labil yang aku posting sejak beberapa tahun lalu.

Tak menarik.

Namun, aku harap suatu hari nanti, orang yang akan mendampingi aku hidup hingga akhir dapat membaca keseluruhan blog ini, juga anak-anakku kelak.
Aku menuliskan pengalamanku di dalamnya, menuliskan sejujur-jujurnya tentang aku disini. Semoga kelak, dari bibir anakku terucap, “Oh, ibuku pernah kesini. Dia tak menceritakannya padaku. Tapi menuliskannya di blog, liat deh.”

Begitulah.

Sangat sederhana, kan?

Hari ini, tepat sebelum hari pertama pada tahun 2016 berakhir. Aku tengah memikirkan kembali impianku dan realita. Aku kuliah di jurusan akuntansi, meski tak mustahil aku bekerja tak sesuai dengan jurusan kuliah, aku tetap akan terjun pada bidang keungan di perusahaan atau bank suatu hari nanti.

Dan menulis saat ini hanyalah jadi impian masa lalu yang ketika ada kesempatan, aku ingin menerbitkan buku.

Terima Kasih sudah setia baca blog ini, yang tak ada apa-apanya selain curhatan tak jelas.

Love, © Nidake.

Semarang, 01 Januari 2016