Photo by Me |
Sejak pertama
kali abi mengijinkan aku untuk merantau, jauh dari rumah, dan hidup sendiri disini, Semarang, Ibu Kota Jawa
Tengah. Kota yang membuatku untuk mau tak mau harus beradaptasi dengan kerasnya
hidup.
Aku sudah dua
tahun disini, belajar apa itu arti hidup jauh dari keluarga. Aku memulainya
dengan berat hati, juga ketakutan bahwa mungkin gak akan mampu bertahan.
Aku bertahan,
meski hidup jauh dari keluarga adalah sebuah hal yang berat. Aku bertahan, guys.
Sulit bagiku
untuk berdiri sendiri. Sulit bagiku untuk menghadapi kenyataan. Disini. Meski
kedengarannya itu konyol, ataupun tampak menyedihkan. Yeah
“saat kita masih muda, banyak yang bertanya:
apa cita-citamu? Tapi setelah dewasa, orang yang menanyakan hal itu semakin
berkurang. Terus mendekap impian sampai dewasa tidaklah mudah. Dalam
kenyataanya impian itu sulit digapai, dan bahkan semakin menghilang. Sehingga,
kita lupa seperti apa mimpi kita dulu.”
Menulis
adalah salah satu impianku, namun, karena suatu hal itulah yang membuatku mau
tak mau berhenti berfikir bahwa aku dapat menjadi penulis. Aku tak punya waktu
untuk belajar soal menulis, aku terlalu sibuk pada dunia perkuliahan yang jauh
dari seluk beluk dasar-dasar menjadi seorang penulis yang handal. Meskipun beberapa
orang beranggapan, menjadi penulis tak perlu belajar, bagiku yang sudah mencoba
menulis dalam berbagai situasi, kadang menulis butuh suatu keahlian yang bahkan
lebih sulit daripada ujian komprehensif, kujamin. Tak semua orang dapat menulis
dan menemukan ide.
Blog
mengingatkanku pada impian. Setidaknya, meskipun aku tak bisa menjadi penulis,
aku dapat menjadikan menulis sebagai sebuah hobby, sebuah curahan hati, dan
juga penghilang stress ketika aku lelah pada rutinitas yang terlalu
menyibukkan.
Sejenak, aku
merasa bahagia dan menjadi diriku sendiri dengan menulis, apapun yang aku suka
dan yang terlintas di pikiranku saat itu. Menulis adalah suatu kebahagiaan yang
entah sejak kapan kutemukan.
Aku tak ingin
menjadi terkenal dengan menjadi seorang penulis seperti Shakespeare, atau
mungkin Andrea Hirata, salah satu penulis favorit pertamaku.
Aku tak
mengharapkan banyak orang yang membaca blog ini. Isi blog ini hanyalah sampah
bagi mereka yang bukan siapa-siapa untukku, blog ini hanyalah sebagai pemuas
ke-kepo-an seseorang yang hanya sekadar penasaran sesaat tentangku. Ya blog ini
hanyalah sekumpulan tulisan labil yang aku posting sejak beberapa tahun lalu.
Tak menarik.
Namun, aku
harap suatu hari nanti, orang yang akan mendampingi aku hidup hingga akhir
dapat membaca keseluruhan blog ini, juga anak-anakku kelak.
Aku
menuliskan pengalamanku di dalamnya, menuliskan sejujur-jujurnya tentang aku
disini. Semoga kelak, dari bibir anakku terucap, “Oh, ibuku pernah kesini. Dia
tak menceritakannya padaku. Tapi menuliskannya di blog, liat deh.”
Begitulah.
Sangat
sederhana, kan?
Hari ini,
tepat sebelum hari pertama pada tahun 2016 berakhir. Aku tengah memikirkan
kembali impianku dan realita. Aku kuliah di jurusan akuntansi, meski tak
mustahil aku bekerja tak sesuai dengan jurusan kuliah, aku tetap akan terjun
pada bidang keungan di perusahaan atau bank suatu hari nanti.
Dan menulis
saat ini hanyalah jadi impian masa lalu yang ketika ada kesempatan, aku ingin
menerbitkan buku.
Terima Kasih
sudah setia baca blog ini, yang tak ada apa-apanya selain curhatan tak jelas.
Love, ©
Nidake.
Semarang, 01
Januari 2016
No comments:
Post a Comment
Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.
- Kutunggu komentarmu.