Surat Pendek,
untuk Abi
Ayahku yang tak
pernah bisa di tebak.
Ingin sekali aku arungi lautan yang dalam, abi…
Untuk menantang diriku, dan menyadarkanku, bahwa
hidup itu punya makna.
Katamu, aku mampu.
Untuk mandiri dan bertahan pada kejamnya hidup.
Katamu, aku bisa bangkit.
Bahkan tanpa bantuan darimu.
Katamu, aku anak yang paling special.
Karena kau percaya, aku akan hidup dengan baik, dan
menjadi orang sukses di masa depan.
Katamu…
Bahkan tanpa kau katakan, aku tau seperti itulah
yang akan di katakannya, dear.
Gak. Aku gak ngerti, abi.
Tolong jelaskan padaku semua itu.
Arti hidup. Atau, belajar membuat hidup menjadi
berarti.
Ajarkan aku.
Tentang caramu, mendidik kami. Anak-anak gadis yang
penuh dengan kejutan setiap menit.
Ajarkan aku.
Caranya untuk setia hanya pada satu orang. Seperti
kau, pada Umi.
Ajarkan aku.
Untuk selalu bersyukur pada yang aku punya.
“Jangan pernah berhenti berjuang untuk mimpimu, An.”
–abi.
Ajarkan aku semua itu, abi.
Bahkan, ketika aku gak sanggup untuk melangkah.
Atau, ketika aku terjatuh. Dan tak lagi mampu untuk
bangkit kembali.
Bahkan, ketika kamu membiarkan aku belajar tentang
arti kesendirian dan kemandirian di tempat ini.
Bahkan, ketika kamu membawaku pergi dari satu kota,
ke kota lainnya. Menetap disana. Dan melepaskan diriku, untuk belajar sendiri.
Bahkan, ketika kamu memberiku dukungan atas
mimpi-mimpiku yang aneh.
Kadang, aku gak mengerti.
Sama sepertiku. Apapun yang kamu lakukan, tampak
misterius dan ajaib.
Ajarkan aku untuk menjadi anak yang sholeh.
Dan selalu di jalan-Nya.
Ajarkan aku, untuk terus menulis… Tanpa kenal capek, dan stuck di tengah-tengah jalan.
Abi~ jangan pernah lelah, ya. Untuk terus mendidik
kami dengan caramu.
Dan, terima kasih… telah memberiku kesempatan untuk
hidup sesuai dengan apa yang aku inginkan.
Untuk gak menentang semua mimpiku.
Untuk gak marah, atau bahkan kecewa ketika aku jatuh
ke jurang yang paling dasar.
Untuk semua ini…
Abi~ kalau aku bisa.
Jikalau aku bisa.
Semoga, ada saatnya… ketika aku memang mampu.
Membalas semua jasa-mu.
Lebih dari sekedar, tulisan ini… Ucapan terima kasih…
dan pelukan atau hanya doa.
Semoga, ya Rabb.
Aamiin! ({})
Aku, abi dan Adinda. 2014. Abi, gaul banget ekspresinya ;D |
Semarang, 15 Desember 2014.
Putrimu, yang ajaib.
©Nida
No comments:
Post a Comment
Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.
- Kutunggu komentarmu.