Halo, lama gak bersua dengan aku disini. Sesuatu
yang dulu pernah menjadi pelarian waktu stress,
kesepian dan gak punya siapa-siapa untuk diceritakan selain Allah.swt.
Menulis.
Kayaknya aku perlu tanya sama diri sendiri,
“Kenapa?”
Pada suatu titik, aku pernah melawan berbagai macam
fase-fase luar biasa dalam hidup selama 4 tahun belakang ini. Fase penyembuhan
sakit hati, terluka, kesepian. Fase jenuh dengan rutinitas. Fase paling
menyebalkan untuk bertahan di keadaan. Banyak fase. Dan ya, aku setegar itu
nyatanya, pun dengan kalian. Sudah berapa fase yang berhasil dilalui sampai
hari ini, dan sampai hari ini pun kamu tetap baik-baik saja, iya kan?
Tapi pada suatu hari, ada fase-fase baru yang tiap
orang akan melaluinya, katanya itu fase life
crisis. Suatu fase yang datang tanpa persiapan dan hampir saja membuatku
menyerah oleh keadaan. Di fase ini, kuharap seseorang bisa bilang, “Gapapa,
kamu baik-baik saja.”
“Hey, gapapa. Gapapa beneran gapapa, semua akan
baik-baik saja.”
Itu terjadi selepas wisuda S-1. Aku sedang tidak
dalam mood jelek karena pms, aku
sedang tidak marah pada siapapun, aku sedang banyak pikiran dan di fase ini
semua beban itu tersembunyi diam-diam untuk beberapa waktu dibalik topeng.
Seakan aku baik-baik saja, seakan gak terjadi apa-apa, seakan aku tetap
bersikap biasa saja di depan orang-orang. Di malam hari, aku akan ketiduran,
kemudian terbangun hingga subuh, banyak sekali pikiranku.
Aku gamau membawa-bawa agama dalam tulisan ini,
cukup rahasia dengan Allah.swt saja tentang itu. Jadi… jangan menghakimi,
jangan bilang aku itu kurang sedekah, dzikir, sholat malamnya, dll, dll. Apakah
aku perlu memberitahu melalui tulisan ini aku pun sudah diam-diam dzikir,
sholat, dll?
Enggak.
Life crisis bisa jadi boomerang
buat beberapa orang. Di fase-fase lain, dengan mudahnya aku pernah meluapkan
semua emosi ke keluarga, sahabat, teman, doi atau siapapun. Di fase ini,
enggak. Seakan aku mengunci emosiku sendiri dalam kepura-puraan ‘kamu baik-baik
saja’ padahal tidak.
Melalui tulisan ini, dimasa depan aku membacanya
kembali… mohon untuk jangan menyerah. Kamu dulu juga sempat ingin menyerah.
Sempat ingin berhenti berkali-kali. Teruslah berusaha, sesulit apapun jalanmu.
Teruslah sabar. Teruslah bersyukur. Teruslah berharap sama Allah.swt. Teruslah
jadi seorang Nidake yang baik. Teruslah jadi seorang Nidake yang tulus tanpa
pamrih. Belajar dari masa lalumu… tegakkan badanmu, dan berjalan di tengah
badaimu.
Untukmu yang berada di fase Life Crisis juga. Ayo…
jangan menyerah. Kamu boleh menangis dan berhenti sejenak untuk bernafas
pendek, kemudian kejar kembali, larilah. Bikin rancangan hidupmu kembali.
Semoga kita terus tegar, seberat apapun ujiannya.
- Dariku, yang juga tengah berjuang pada fase life crisis.
© Nidake