Tulisan ini
didedikasi teruntuk kamu; yang hatinya masih ragu, yang dirinya masih
bertanya-tanya dengan keraguan, yang cintanya masih saja terombang-ambing
dibalik kepastian sebab keraguan tentangku.
Semoga tulisan ini dapat menjawab seluruh keraguanmu. Tentang aku, yang
mengajak kamu “Berkomitmen atau Tidak
Sama Sekali.”
“Mampukah aku?”
“Punya apakah diriku untuk dapat bersanding dan
menyakinkanmu bersama-sama mengucap janji suci?”
Sejenak, aku diam. Jari-jari yang biasanya lincah
mengetik pesan panjang dalam satu menit, kaku. Dan ya, pikiranku tetap pada
satu titik tanya, “kelebihan aku apa?”
Rasanya ingin kujawab, gak ada. Tapi yang aku ketik
cuma sebuah tanya, sebuah penjelasan, sebuah teka-teki, sebuah kepura-puraan
agar aku tak perlu menjawab atau bahkan sebuah pelarian dengan bertanya balik.
Kenapa?
Jawabku akan selalu gak apa-apa, mas.
Semakin larut, aku semakin bertanya pada diri
sendiri, sebab… pengalaman masa lalu selalu mengajarkan aku untuk belajar dari
kesalahan. Aku punya fikiran bahwa mereka, orang-orang yang aku sayang yang
pada akhirnya pergi itu karena sebuah kesalahan, kesalahan yang ada padaku.
Yang tak mampu membuat mereka tetap melihatku seperti awal. Yang tak mampu
memberikan apa yang mereka inginkan, sebego-sebodohnya aku saat itu, dengan
menjadi diriku sendiri… merupakan sebuah pilihan, keputusan dan suatu kata
kerja yang tak dapat aku sesali. Ya. Aku memang mencintai diriku sendiri
melebihi orang lain, sebaik-baik revolusi cinta adalah agar masing-masing dari
kita dapat mencintai diri sendiri terlebih dahulu, jika begitu kamu akan dapat
mencintai orang lain dengan baik.
Aku gak berbicara tentang cinta disini, aku
berbicara tentang sebuah persoalan, yang katamu agar memberikan setidaknya tiga
alasan kenapa kamu harus bertahan denganku, untuk seumur hidup.
Seberapa pantasnya aku bersanding denganmu? Sebelum itu, kamu harus memberiku satu saja
alasan,”kenapa kamu pantas kupilih?”
Tapi aku gak akan tanya sekarang, sebab ini bukan
bagianmu menjawab. Ini bagianku. Sebelum menuliskan kata-kata yang akan kamu
baca sebagai jawabannya, kamu perlu tau sekali lagi… aku dengan tulus, berfikir
berkali-kali, berfikir kembali, lagi dan lagi. Semoga jawabannya cukup untuk
menjawabmu.
Pada dunia, akan kubilang, aku wanita yang labil,
cerewet dan kekanakkan. Memang. Itu fakta. Padamu aku akan dengan percaya diri,
meski begitu… aku pantas diseriuskan. Setiap wanita juga pantas. Setiap orang
akan menemukan waktu yang pas masing-masing, kapan ia akhirnya dapat
menyempurnakan separuh agamanya, menikah.
Pada saat seseorang akhirnya berani berkomitmen
denganku, akan kubilang alasan paling-paling-paling yang ingin kuperjuangkan. Alasan
pertama adalah karena aku akan selalu ada, dititik paling rendah dalam hidup
kamu. Dalam suka duka, kuharap kamu akan selalu menjadikan aku sandaran saat
kamu lelah dengan rutinitas harimu, kamu akan selalu menjadikan aku tempat
pulangmu, setiap waktu.
Karena aku berani bertaruh, bertaruh untuk
memprioritaskan keluarga kecil kita diatas segalanya, memprioritaskan kalian
diatas prioritas pribadiku. Aku ingin kamu bahagia, aku ingin kamu sehat, dan
aku ingin mendukung mimpi-mimpimu selama itu berproses pada arah yang baik.
Karena aku berani berjanji, mas. Janji bahwa aku gak
akan ninggalin kamu sampai akhir. Akan kuusahakan pakai seluruh kemampuan aku
untuk jadi wanita yang baik, untuk selalu berproses ke arah yang baik, seorang
wanita yang setia, seorang yang seberat apapun badai dimasa depan, gak akan
nyerah. Ya. Aku mungkin ngeluh, tapi ingat, aku tak kan menyerah. Mungkin akan
ada banyak drama kehidupan, banyak jalan terjal, banyak godaan, banyak
kesempatan-kesempatan pada kesalahan. Selama kamu dan aku tetap sepakat untuk
berjuang bersama, gak lari dari komitmen dan tanggung jawab. Percayalah, aku
dapat menjadi patner terbaik pilihanmu itu.
Dan alasan terakhir adalah karena aku ingin jadi
seorang perempuan yang menjadi cinta terakhir di hidup kamu. Aku ingin menjadi
satu-satunya perempuan lain selain ibu kamu yang ada di hati kamu. Dan kalau
suatu hari kita punya putri, aku mau kamu menjadi cinta pertamanya mereka, mas.
Hey, sederhana banget ya? Sesuatu yang gak tampak
mewah dan membuatmu gak percaya? Gak minat? Kamu pun boleh memilih. Kamu bisa
melepaskan aku. Aku cuma mau kamu bahagia. Aku terlalu banyak
ketidak-sempurnaan. Sebanyak ketidak-sempurnaan itulah, sebanyak-banyaknya aku
belajar untuk bersyukur.
Tapi tolong, jangan membuatku menunggu, jangan
membuang-buang waktumu untuk hal yang sia-sia, jadi ya… pada saat-saat tertentu
selalu ku tanya, “Berkomitmen atau
Sudahi Sekarang.”
Kuharap tulisan ini dapat menjawab pertanyaanmu
tentangku.
Serang, saat November rain.
Annidake
No comments:
Post a Comment
Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.
- Kutunggu komentarmu.