Tulisan ini di dedikasi untuk kamu. Yang kuharap akan sedikit meluangkan waktumu untuk membacanya sejenak.
Hai, mas. Apa kabarmu? rindu aku gak? hehe. Apakah hanya aku saja yang rindu kamu? Dari sekian harap, aku sudah mencoba memperbaiki banyak hal di dalam hubungan kita. Aku mencoba, sebisaku, semampuku, apapun itu. Iya. Udah kucoba apapun, ingat?
Berulang kali kutanyakan kamu, "kenapa?"
berulang kali aku meminta penjelasan kamu, "ada apa, ngomong...."
Aku bahkan sudah memberi cukup ruang, cukup space, dan cukup jarak. Belum cukupkah semua itu?
Hei, mas... pada akhirnya, di keputusan akhirku... aku memilih mundur.
Bukan karena ada pria lain, bukan karena jenuh, bukan pula karena rasa sayang dan cinta aku ke kamu itu hilang. Aku mundur, aku pamit, aku pergi, aku memilih terluka sekarang. Aku memilih berhenti berjuang, sebab kamu tak pernah lagi menghargaiku.
Ketika cerita tentang kita usai, saat kamu memutuskan untuk melepaskan tanganku, saat aku memilih untuk membuat keputusanku agar berhenti. Saat itulah, aku menyadari beberapa hal tampaknya tak pernah membuatku cukup bahagia dan menjadi diri sendiri bersamamu. Aku sempat ragu dan merasa menjadi orang paling menyesal pada awalnya.
Hai, mas. Makasih ya, darimulah aku belajar artinya sabar dan kedewasaan dalam menanti. Aku sudah cukup. Cukup sampai disini. Kamu perlu tau, aku telah berusaha semampuku, sekuat tenagaku, terus mencoba memegang tanganmu dan mencari pundakmu disetiap ku ingin bersandar. Waktunya aku pergi, jangan pernah berharap waktu akan mempertemukan kita kembali untuk hal yang sama. Kuharap, waktu akan mempertemukan kita berdua untuk mengingat bahwa aku dan kamu pernah menjadi kita untuk sama-sama belajar.
Kamu pria yang baik, semoga Allah.swt mempertemukan kamu dengan perempuan yang lebih baik lagi daripadaku :')
Dariku, yang waktu itu pernah memohon padamu untuk tidak pernah pergi
© Annidake
No comments:
Post a Comment
Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.
- Kutunggu komentarmu.