Saturday, September 6, 2014

ANGIN

[Re-Posting]

Hingga kesempatan akhir dalam perebutan kursi PTN.
Hari itu, aku gagal lagi. Untuk yang kelima kalinya.

Perasaanku cuman... hampa.
Aku hanya bisa berkata, “Hm...”
Sejujurnya, aku berharap bisa berkata, ‘Alhamdulillah...”
Tapi, rasanya waktu itu tak cocok.

Akhirnya. Aku keluar. Mencoba menahan emosiku.
Aku hampir menangis. Tapi, kucoba untuk bertahan.

Umi menghampiriku dan bertanya lebih lanjut, “Kenapa...?”
Aku hanya diam.

Dengan suara parau, kucoba untuk berkata sesuatu, “Terus, selanjutnya gimana Mi?”
Dan ibuku itu gantian yang diam.

Tampak keringat membasahi dahinya, “Umi pusing An.” Ucapnya lemah, kemudian menghilang di balik pintu kamar.
Aku terseyum kecut. Kucoba untuk menahan air mataku kembali.
“Terus... aku harus gimana, Mi? Umi ada saran?” Aku berbicara pada angin.

Beberapa saat berlalu, ibuku tertidur pulas. Aku diam-diam membuka chat bbm dari HP ibuku dan sedikit merasa... yah~ hampa.

Aku membaca bbm ayahku.
Katanya, ‘Oh yaudah gapapa.’
‘Coba aja tahun depan. Ikut les.’
‘Nanti aja, abi lagi sibuk.’

Dan semuanya singkat, memperlihatkan bahwa ayahku tak marah. Namun, jelas dari pesan yang ia tulis, ada sebersit kekecewaan terhadapku.

Aku kembali merasa hampir manangis lagi.

Sore hari, kukatakan hal yang sama pada ibuku. Seperti yang barusan kukatakan pada angin.
Menanyakan sarannya.
Aku sudah lelah dan gak tau harus gimana lagi.
Katanya, “Coba masuk unsera... Tahun depan kamu juga boleh nyoba lagi.”

Aku luluh. Kukatakan pada ibuku suatu hal.
“Aku... udah di tolak terus-terusan. Aku gak sanggup lagi, Umi.”

“Terus, kamu maunya apa?”
Aku diam saja. Pasrah.

“Udahlah. Masuk Unsera aja...” Katanya tanpa menatapku.
“Umi... aku punya salah apa? Kenapa Allah.swt ngasih semua ini ke aku?”

Aku menangis. Ya. Maafin aku. Aku gak sekuat itu, ternyata.

“Udah gak usah nangis. Gak usah merasa nyesel,”
“Allah.swt lagi nguji iman kamu itu... semakin kuat imannya seseorang, semakin kencang anginnya. Semakin berat cobaannya. Allah.swt yakin kamu pasti bisa melaluinya. Kamu pasti bisa bertahan, bersabar dan gak menyerah. Mangkanya dia ngasih tamparan yang keras ini ke kamu.”

Dan tangisku semakin menjadi.
Hari itu... aku menyadari satu hal.

Allah.swt lagi ngasih peringatan ke aku. Allah.swt lagi ngasih tamparan ke aku. Kalau aku menyerah, itu artinya aku gagal.

Kalau aku berhenti berjuang dan berdoa. Itu artinya aku kalah.
Aku terus menangis hingga maghrib. Aku menangis hingga sakit kepala malamnya.

Aku pernah berharap, bahwa ini semua hanya mimpi. Sayangnya, semua ini nyata.

Bersambung-----

12 Agustus 2014
@Nida

No comments:

Post a Comment

Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.

- Kutunggu komentarmu.