(^.^) Teruntuk
umiku, sahabatku yang merupakan calon ibu, dan perempuan-perempuan di seluruh
dunia. Tetaplah menjadi hebat.
Di umur 20-an tahun, kamu akan mengerti tentang
masalah yang ternyata rumit. Masalah yang sejujurnya cukup sepele untuk
anak-anak kecil. Masalah yang dulu hanyalah masalah angin lalu bagiku ketika
masih berumur 18 tahun.
Kamu akan tau tentang banyak pengorbanan. Tentang
arti kesabaran. Dan tentang perjuangan dari seorang perempuan yang menyandang
predikat ‘ibu’.
Seorang perempuan sepertiku adalah salah satu dari
sekian perempuan yang gak pekaan, yang cuek, yang gak peduli. Sama seperti mba
Laila (kakakku). Kita adalah orang yang ketika sudah peduli pada satu hal, akan
sangat peduli. Kita mewariskan hal itu dari sosok perempuan hebat. Yang setiap
membutuhkan sesuatu, setiap mempunyai banyak masalah, setiap kita butuh
nasihat, seseorang yang tak asing lagi sejak kita masih menjadi butiran gen-gen
didalam rahim, seorang wanita yang keren, seorang guru, seorang juru masak,
dll, dll. My umi. Umi kita.
Hay, mi. Jarak dan waktu selalu menjadi halangan
bagiku untuk mengatakannya secara langsung. Aku gak suka bunga atau memberikan
kejutan-kejutan untukmu. Tapi, semoga tulisan ini dan doaku selalu menjadi
pemberian yang terbaik, untuk seluruh pengorbananmu menjadi seorang ibu.
“SELAMAT HARI IBU.”
Mi, maaf, maaf untuk segalanya. Maaf hanya bisa
mendoakanmu dari jauh. Maaf masih tak pernah mendengarkan nasihatmu. Maaf masih
egois. Maaf untuk segalanya, mi.
maaf belum bisa kasih kado terbaik untukmu, mi |
Aku takut umi kecewa padaku, tapi aku masih selalu
membuatmu khawatir akan banyak hal. Waktu aku sakit di tanah rantau dan
sendirian. Waktu umi ngomel soal gaya hidup tak sehatku, dan kegiatanku yang
padat. Aku masih saja keras kepala.
Waktu umi memberiku nasihat, waktu umi memberiku
petuah yang panjangnya sepanjang rel kereta yang tak tau kapan berujung, aku
masih aja bilang iya, dan tetap melakukan sebaliknya di tempat yang tak kau
tau.
Mi, maaf untuk segalanya.
Maaf aku masih gak ngerti saat umi punya banyak masalah.
Aku gak tau umi sering menangis diam-diam untukku. Aku gak pernah menyadari
seberapa pedulimu tentang aku, mba Laila, Dinda ataupun Lintang yang selalu
menjadi prioritasmu diatas segalanya. Aku masih menganggapmu ibu yang gak adil.
Mi, maaf. Maafin tentang pikiranku yang masih
dangkal.
Maaf aku gak pernah menganggap masalahmu serius.
Saat umi menangis karena abi, saat umi berjuang tetap bertahan demi kita.
Aku gak pernah tau alasan. Alasan seorang ibu. Mi.
Aku jahat, ya?
kalian itu semangat aku buat jadi orang yang lebih baik |
Sebagai seorang putri yang demi pendidikannya rela
merantau jauh. Jauh dari jangkauanmu. Sebagai seorang putri yang ketika punya
banyak waktu libur, pura-pura sibuk dan memilih tak pulang waktu itu. Aku
mungkin menyesal untuk tak pulang, mi. Akhir-akhir ini, titik jenuhku membuat
keinginan pulang jauh lebih besar. Refreshing maupun liburan tak membuatku
kembali bersemangat.
Mi, jujur, alasanku untuk kuliah jauh. Adalah untuk
pergi sejauh yang aku bisa tentang rumah, dengan berdalih bahwa merantau akan
dapat mengajarkanku tentang hidup yang keras.
Alasan utamaku hanyalah untuk pergi jauh dari rumah.
Mi, Bi, jangan pernah berhenti kapok nasihati aku, ya |
Maaf untuk itu, umi.
Bukti bahwa aku egois? Beginilah jalan hidup yang
udah aku pilih.
Mi, bilang pada abi. Beliau perlu bangga pada
anak-anak gadisnya. Aku punya mata yang jeli untuk menilai karakter seseorang.
Mba Laila, Dinda dan Lintang, dan aku, percaya pada kita, percaya pada pilihan
yang selalu kita buat.
Mi, jangan lagi menangis diam-diam. Jangan berhenti
untuk mengomeli kita setiap waktu. Jangan pernah berhenti mendoakan kita.
Suatu hari, aku ingin memberimu hadiah yang lebih
special. Tentang catatan pencapaian-pencapaianku. Meski bukan apa impianmu.
Semoga umi tetap mendukung impianku.
Aku keras kepala, hlo (^.^)
Mi, bahagiamu adalah bahagiaku, juga. |
Terimakasih sudah menjadi seorang ibu untuk kita,
umiku. Makasih banyak atas pemberianmu yang tak terhitung. Kelak, semoga
doa-doa kita tentang sesuatu yang menakjubkan untukmu di dengar oleh NYA.
Mi, love you. Saranghae.
Dari anakmu nomer-2, Nidake.
Semarang 25 Desember 2016
No comments:
Post a Comment
Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.
- Kutunggu komentarmu.