Aku ingin
menyerah, pada saatnya dimana aku merasa kelimpungan dengan bejibun beban
tanggung jawab yang harus dipikul. Pada saat itu, aku dengan mudahnya
memikirkan beribu cara ‘untuk menyerah.’
Suatu hari,
aku sadar, pikiran itulah yang sudah membuatku melakukan hal-hal yang negative selama berulang. Aku sudah
terlanjur…
Aku
Berfikir Untuk Kabur Dari Perkuliahan.
Ada hak
selama 3x bolos perkuliahan di dalam peraturan Fakultasku. Pada saat itulah,
pada saat titik terjenuhku di semester ini, aku menggunakan hak tersebut.
Kemana semangat yang dulu? Yang bahkan, ketika aku jatuh sakit, aku tetap
dengan gagah berani berjalan ke kampus. Atau, ketika hujan tengah malam
menerjang, aku pun tetap membuka payung untuk jalan ke kampus.
Mungkin saja,
aku butuh rehat sejenak…
Aku
Hanya Tak Ingin Mereka Kecewa.
Aku pernah
sekali mengecewakan mereka. Umi dan Abi. Atau mungkin, lebih dari sekali.
Menyerah pada beban kuliah saat ini hanyalah suatu yang sia-sia.
Aku masih
berdiri, masih belum pada tahap terseok-seok. Namun bahkan, semuanya terasa
berat saat ini.
Kemudian, aku
mulai ingin mengumpulkan semua mimpi-mimpi yang lama, mimpi yang membuatku
terus bangkit dan dengan gagah berani aku jadikan bahan bakar untuk tetap
melangkah.
Pada
Saatnya Nanti, Akan Ada Hari Yang Lebih Buruk.
Aku memang
tau, dengan jelas. Beban kuliah bukan apa-apa dibandingkan dengan beban ayahku,
yang berjuang bahkan hingga suatu hari pernah jatuh sakit. Demi mencari nafkah.
Sebagai gadis
muda, yang ingin membahagiakan orangtuanya, menjadi orang sukses, dan berfikir
untuk berkarir dalam kehidupan masa depannya. Aku memang tau, bahwa akan ada
saatnya, mungkin aku benar-benar akan menyerah. Menyerah yang sebenarnya.
Mengeluh saat
ini, apakah salah?
Sejujurnya,
bukan mengeluh yang aku takutkan. Hanya, aku takut akan hal-hal buruk yang
mungkin terlintas di pikiranku, dan menjadi sumber masalah. Karena selalu, aku
kadang kala tak pernah berhasil melawan diri sendiri. Melawan pikiran-pikiran
itu.
Sejenak, aku
pernah hampir mengubur seluruh impianku, melupakan Tuhan, dan tak bertanggung
jawab pada semua beban yang sedang aku pikul. Karena pikiran itu. Yeah~ aku
benar-benar payah.
Kuharap,
Diriku Akan Sadar. Bahwa, Semua Pasti Berlalu.
Dan begitu
pula dirimu.
Kuharap, kita
akan sadar betapa semua ini adalah ujian yang membuat kita bertambah kuat.
Percayakah diri kita akan kuasa Tuhan? Maka percayalah, tak pernah Tuhan
memberikan cobaan melebihi apa yang bisa kita tanggung.
Aku percaya,
aku mampu melewati ini. Umi, abi, mereka adalah dukungan terbesar yang
membuatku bertahan dengan semua apa yang ada.
Aku. Ingin.
Sukses.
Mimpi…
kembalilah. Kembali buat aku berjuang kembali meraih mu :’)
Semarang,
26 Mei 2015
22.05
wib