Thursday, September 1, 2016

BAPER? YA… RESIKO



Rasa itu kembali.

Lagi.

Dulu, aku pernah menuliskan sebuah tulisan dengan judul: Patah Hati.
Dan aku berjanji untuk move on, dalam tulisanku. Aku berjanji untuk mendoakan mereka, dalam tulisanku.

Namun, ikhlas dan merelakan suatu panggilan hati ternyata gak semudah itu. Ada suatu waktu, rasa kembali hadir. Dan jadilah… baper.

Ada apa denganku? Itu adalah pertanyaan yang selalu gagal menemukan titik jawaban.
Aku mungkin menyesal dan kecewa.

Aku terlalu pengecut dan gak membuat penggerakan apapun. Gak menunjukkan apapun. Dan pura-pura tak tau apapun.
tolong pergi... dari pikiranku :(

Ada banyak alasan. Salah satunya adalah karena mungkin saja aku takut, pada banyak hal. Dan aku juga gak ingin merusak hubungan orang.

Dia. Kudengar hubungannya gak berhasil dengan orang sebelumnya. Tapi, siapa yang tau? Bisa saja mereka bohong, bisa saja berita itu palsu. Aku gak tau apapun kebenarannya soal dia.

Aku takut.

Aku berhenti berdoa tentangnya, tentang bahwa aku berharap dia dapat menjadi seseorang yang menunjukkan jalanku pada jalan Nya. Menjadi imam ku. Menjadi seorang yang halal untukku.

Tapi, ketika aku tau bahwa itu bisa saja menyakiti pihak lain. Aku berhenti berdoa untukku. Karena salah satu ikhlasku dalam merelakan adalah berdoa untuk hubungan mereka ber-2.

Akhir-akhir ini, rasa yang sama sejak aku masuk kuliah, soal dia, kembali hadir.
Rasa itu hadir bukan tanpa alasan. Selalu ada alasan. Dan aku menyesal kenapa harus dengannya? Kenapa harus dia? Kenapa masih kepikiran sampai sekarang? Kenapa rasanya aku ingin mendapatkan perhatiannya?

Aaaah--- ribet.

Apa aku masih boleh berdoa untuknya agar dapat kumiliki, suatu hari?

Aku ingin tetap melakukannya. Diam-diam.

Baper itu adalah risiko. Risiko yang seharusnya bisa aku atasi karena hal itu. Seharusnya bisa aku prediksi sebelumnya. Bersama dengannya dalam beberapa waktu, dengan sesuatu yang pernah hadir diam-diam di hati.
Baper adalah risiko.

Kupikir aku berhasil move on. Baik. Aku kalah.
Dan kuakui, move on hanyalah omong kosong.
Aku masih menyimpan rasa untuknya.

Aku gak ingin mengelak lagi. Aku ingin jujur pada diriku sendiri. Kalau harus, aku akan tetap diam-diam menyukainya. Diam-diam memperhatikannya. Dan diam-diam menjadi misterius untuknya.

Aku ingin terus berdoa tentang memilikinya. Aku hanya ingin melakukan hal itu, setidaknya saat ini.

Jika kita berjodoh. Semoga, ada suatu waktu dimana, kita dipertemukan kembali.
Meski hanya sebagai partner kembali. Atau sebagai junior – senior. Atau sebagai atasan – bawahan. Atau pada hal lain yang tak terduga. Apapun itu, semoga doaku tentangmu… bisa menjadi nyata.

Aamin.

© yang kembali baper, Nidake.
Semarang, 28 Agustus 2016


No comments:

Post a Comment

Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.

- Kutunggu komentarmu.