Dear Yashinta
Fatirinnisa,
Waktu kebersamaan kita sudah akan berakhir. Aku
ingin mengucapkan ‘Terima Kasih’ untukmu.
Karena apa? Bukan karena apapun. Tulisan ini di buat sebagai hadiah perpisahan terakhir kita.
Rasanya agak aneh. Aku dan Intan sudah bersama
selama 2 tahun. Setiap hari, kami bertemu dan duduk bersebelahan. Hampir
sepanjang hari.
Sebagai murid sekolah. Kita menghabiskan sebagian
besar di kelas dan sekitar sekolah. Satu-satunya temanku adalah dia. Intan.
Me and Intan |
Terima Kasih Intan. Sudah setia berada di samping
Nida. Terima Kasih bisa menjadi teman sebangku Nida sampai akhir. Di bangku
perkuliahan, aku gak akan bisa menemukan seatmate
kembali. Dan itu, menyedihkan. Aku masih belum bisa menerima kenyataan
bahwa aku akan segera lulus. Aku tak bisa menggunakan seragam kembali, bangun
pada pukul 05.30 wib atau duduk bersebelahan dengan orang yang sama setiap
hari, selama 2 tahun. Aku akan
merindukan semua itu :’)
Untuk awal pertemuan yang aneh. Aku masih ingat,
dulu, kita bertemu tanpa di rencanakan.
Nisa San-lah yang memperkenalkan aku padanya (Intan) aku memintanya untuk
menjadi teman sebangku hanya lewat sms. Aku bahkan tak tau wajahnya seperti
apa. Aku tak tau…
Hari pertama sekolah. Kelas XI. Aku bertemu
dengannya, dengan canggung dan bertanya ‘Kamu
Yashinta?’ Dan aku gak tau apa yang terjadi selanjutnya, yang aku ingat.
Intan mengajakku untuk mencari tempat duduk dan kita mendapatkannya di bangku
pertama paling ujung, dekat jendela.
Kita bersaing secara tak langsung sejak awal, kita
berteman tanpa sebab, saling mengenal seiring dengan berlalunya waktu, kita
tetap canggung bahkan setelah duduk bersama setelah satu tahun, kita…
Aku mengalami masa-masa yang sulit di kelas XI. Aku
lebih banyak menghabiskan waktu dengan eskul
dan teman-teman di luar kelas. Aku tak tau, apapun mengenai teman sebangku-ku
sendiri. Belakangan, Intan mengatakan bahwa, “Gue juga sama aja…”
Intan merupakan tempatku berbagi curahan hati, yang
aku tau, aku tak bisa membaginya dengan orang lain. Bahkan sahabat terbaikku sekalipun.
Karena kita… tumbuh di kelas yang sama,
di tempat yang sama dan mempunyai pikiran yang sama.
Intan bukan orang yang polos, tapi ia sama
sepertiku. Ia sedikit mempunyai kepribadian yang aku ketahui apa sebabnya. Aku
muak, sama sepertinya yang muak.
Dear Intan. Terima Kasih banyak untuk semuanya.
Berbagi denganku dan dengan sabar berada di sampingku. Sekali lagi dan untuk
yang sekian kali kembali, terima kasih.
Aku gak tau apa yang bisa aku katakan selain terima
kasih. Aku bukan teman yang baik dan aku
masih punya banyak kesalahan, aku belajar dan mencoba memperbaiki
kepribadianku sendiri. Aku…
Ah~ sudahlah. Ini bukan seperti ungkapan terima
kasih jika aku berlebihan. Ini bukan tentang siapa Intan, apa hobi-nya, dimana
rumahnya, apa makanan kesukaannya, apa kebiasaannya, bagaimana karakternya. Dan
seperti itu, itu atau itu…
Jujur, berada di sampingku sangatlah sulit, sulit
sekali menjadi sahabatku. Tapi, selalu
ada orang-orang tertentu yang bisa kita jadikan sandaran saat kita
membutuhkannya. Selalu ada…
Masuk UI? Sastra Inggris? Luar Negeri? Kenapa tidak?
Nida harap, suatu hari nanti. Ketika kita bertemu. Kita bisa tertawa lepas lagi dan berbicara seperti biasanya tanpa
merasa canggung. Nida harap, kita berdua bisa meraih impian kita. Kita bisa membalas mereka semua yang
meremehkan kita. Jadi, berjuang bersama-sama di masa depan! Semangat :’)
Sampai jumpa Intan. Sampai jumpa di waktu yang akan
datang. Jangan pernah lupakan kebersamaan kita yaa ^-^ JANGAN PERNAH LUPA. Bahkan ketika kita tua, bahkan ketika saat itu
kita baru bisa bertemu, apapun bisa terjadi di masa depan. Aku harap. Kita gak
akan pernah berubah menjadi stratifikasi
menurun di masa depan. Aamiiin. Ayo berjuang! Berjuang tanpa lelah dan
terus berjuang ({})
Selamat Malam.
Love. Your seatmate, @Nida. April 2014
Berduaaaa :* |
No comments:
Post a Comment
Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.
- Kutunggu komentarmu.