Saturday, April 19, 2014

TO : INTAN

 Dear Yashinta Fatirinnisa,
Waktu kebersamaan kita sudah akan berakhir. Aku ingin mengucapkan Terima Kasih’ untukmu.
Karena apa? Bukan karena apapun. Tulisan ini di buat sebagai hadiah perpisahan terakhir kita.

Rasanya agak aneh. Aku dan Intan sudah bersama selama 2 tahun. Setiap hari, kami bertemu dan duduk bersebelahan. Hampir sepanjang hari.

Sebagai murid sekolah. Kita menghabiskan sebagian besar di kelas dan sekitar sekolah. Satu-satunya temanku adalah dia. Intan. 

Me and Intan

Terima Kasih Intan. Sudah setia berada di samping Nida. Terima Kasih bisa menjadi teman sebangku Nida sampai akhir. Di bangku perkuliahan, aku gak akan bisa menemukan seatmate kembali. Dan itu, menyedihkan. Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa aku akan segera lulus. Aku tak bisa menggunakan seragam kembali, bangun pada pukul 05.30 wib atau duduk bersebelahan dengan orang yang sama setiap hari, selama 2 tahun. Aku akan merindukan semua itu :’)

Untuk awal pertemuan yang aneh. Aku masih ingat, dulu, kita bertemu tanpa di rencanakan. Nisa San-lah yang memperkenalkan aku padanya (Intan) aku memintanya untuk menjadi teman sebangku hanya lewat sms. Aku bahkan tak tau wajahnya seperti apa. Aku tak tau…

Hari pertama sekolah. Kelas XI. Aku bertemu dengannya, dengan canggung dan bertanya ‘Kamu Yashinta?’ Dan aku gak tau apa yang terjadi selanjutnya, yang aku ingat. Intan mengajakku untuk mencari tempat duduk dan kita mendapatkannya di bangku pertama paling ujung, dekat jendela.

Kita bersaing secara tak langsung sejak awal, kita berteman tanpa sebab, saling mengenal seiring dengan berlalunya waktu, kita tetap canggung bahkan setelah duduk bersama setelah satu tahun, kita…

Aku mengalami masa-masa yang sulit di kelas XI. Aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan eskul dan teman-teman di luar kelas. Aku tak tau, apapun mengenai teman sebangku-ku sendiri. Belakangan, Intan mengatakan bahwa, “Gue juga sama aja…”

Intan merupakan tempatku berbagi curahan hati, yang aku tau, aku tak bisa membaginya dengan orang lain. Bahkan sahabat terbaikku sekalipun. Karena kita… tumbuh di kelas yang sama, di tempat yang sama dan mempunyai pikiran yang sama.

Intan bukan orang yang polos, tapi ia sama sepertiku. Ia sedikit mempunyai kepribadian yang aku ketahui apa sebabnya. Aku muak, sama sepertinya yang muak.

Dear Intan. Terima Kasih banyak untuk semuanya. Berbagi denganku dan dengan sabar berada di sampingku. Sekali lagi dan untuk yang sekian kali kembali, terima kasih.

Aku gak tau apa yang bisa aku katakan selain terima kasih. Aku bukan teman yang baik dan aku masih punya banyak kesalahan, aku belajar dan mencoba memperbaiki kepribadianku sendiri. Aku…

Ah~ sudahlah. Ini bukan seperti ungkapan terima kasih jika aku berlebihan. Ini bukan tentang siapa Intan, apa hobi-nya, dimana rumahnya, apa makanan kesukaannya, apa kebiasaannya, bagaimana karakternya. Dan seperti itu, itu atau itu…

Jujur, berada di sampingku sangatlah sulit, sulit sekali menjadi sahabatku. Tapi, selalu ada orang-orang tertentu yang bisa kita jadikan sandaran saat kita membutuhkannya. Selalu ada…

Masuk UI? Sastra Inggris? Luar Negeri? Kenapa tidak? Nida harap, suatu hari nanti. Ketika kita bertemu. Kita bisa tertawa lepas lagi dan berbicara seperti biasanya tanpa merasa canggung. Nida harap, kita berdua bisa meraih impian kita. Kita bisa membalas mereka semua yang meremehkan kita. Jadi, berjuang bersama-sama di masa depan! Semangat :’)

Sampai jumpa Intan. Sampai jumpa di waktu yang akan datang. Jangan pernah lupakan kebersamaan kita yaa ^-^ JANGAN PERNAH LUPA. Bahkan ketika kita tua, bahkan ketika saat itu kita baru bisa bertemu, apapun bisa terjadi di masa depan. Aku harap. Kita gak akan pernah berubah menjadi stratifikasi menurun di masa depan. Aamiiin. Ayo berjuang! Berjuang tanpa lelah dan terus berjuang ({})
Selamat Malam.

Love. Your seatmate, @Nida. April 2014

Berduaaaa :*

No comments:

Post a Comment

Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.

- Kutunggu komentarmu.