Kenapa mereka putus? |
Pernahkah kamu mendengar cerita ini? Cerita tentang Matahari dan Gunung. Ceritanya adalah... cerita cinta yang menyedihkan. Dan, aku bahkan tak bisa menebak akhir kisah mereka.
Matahari dan Gunung adalah sepasang kekasih. Mereka bertemu tanpa sengaja, jatuh cinta dan
saling mencintai.
Cinta mereka terlampau besar. Dan mereka selalu
mencoba untuk saling memahami satu sama lain. Saling memberi, melindungi dan
menutupi kekurangan masing-masing.
Matahari terlalu mencintai gunung. Begitu pula
sebaliknya. Semua yang ada di sekitar mereka
tau itu.
Ya. Semuanya, mungkin aku harus mengatakan bahwa: Kecuali manusia.
Bahkan untuk manusia yang suka mendaki, berpetualang
atau hanya sekadar berkunjung kesana...
Tuhan juga pasti tau. Hanya kita (manusia) yang tak
tahu, tak ada satu dari kita yang “mengetahui” hal itu.
Cinta Matahari untuk Gunung selalu membuat mereka
yang berada di sampingnya, merasa terganggu. Mereka yang berada di sampingnya?
Siapa?
Coba tebak...
Bermainlah tebak-tebakan, ibaratnya kita menonton
pertandingan sepak bola. Tak ada yang tau berapa skor akhir dari kedua tim.
Jadi, cobalah tebak...
Manusia? Sudah cukup jelas aku katakan berulang
kali, manusia tak tau kisah ini.
Kisah Matahari dan Gunung. Kisah klasik
cinta yang mengharukan.
Cobalah, tebak...
1
2
3
Sudahkan kamu menebaknya?
Baiklah, kukatakan. Mereka adalah daun-daun, pohon,
binatang, air yang mengalir, danau...
Entahlah, untuk alasan apapun. Mereka tak suka kisah
Mtahari dan Gunung yang saling mencintai, mereka selalu berdoa agar Matahari dan Gunung ‘putus’ saja.
Karena Matahari selalu berada di sisi Gunung. Karena
Gunung yang memintanya dan mereka membuat janji.
Dan karena itulah, daun-daun, pohon, danau, air yang
mengalir, binatang, sawah... mereka tak bisa tidur. Ya. Karena Matahari selalu
di sisi Gunung. Alasan itulah yang membuat mereka membenci kisah ini.
Pada suatu waktu. Ada hal buruk yang terjadi...
Mereka putus. Matahari dan Gunung.
Sesuatu yang buruk itu... Mengharuskan Gunung
mengatakan bahwa dia kepanasan, mendidih dan tak bisa tidur setiap malam.
Karena Matahari selalu di sisinya.
Tapi, siapa yang tau apa yang hati sebenarnya katakan?
Karena Gunung terlalu mencintai Matahari. Mereka
harus putus. Karena Gunung yang memintanya, Matahari menerima ajakan ‘putus’
itu dengan hati terluka.
Akhirnya, Matahari pergi setelah mendengar apa yang
Gunung katakan.
Lalu, ada yang bertanya: Kemana Matahari itu pergi?
Mungkinkah ke Bulan? Ataukah ia meredup untuk
selamanya?
Mungkin, bisa saja salah... Dan ku harap salah.
Sejak saat itu. Daun-daun, pohon, sawah, air
mengalir, danau... mereka semua merasa menyesal dan sedih.
Pohon-pohon layu, air mengalir semakin tak tentu,
daun-daun berguguran tanpa tumbuh kembali, hewan-hewan pergi, sawah petani
tidak lagi subur...
Ya. Karena tak ada Matahari lagi. Tapi, Gunung bisa
apa?
Matahari bisa saja pergi. Tidak bagi Gunung.
Karena dia Gunung. Gunung tak bisa kemanapun...
Bagaimana akhir kisah ini?
Sudah kukatakan –juga- di awal. Bahwa aku tak tau...
Kisah ini adalah kisah yang menyedihkan, tapi
kuharap. Kisah ini bukan akhir dari cerita.
Credit by @Nida
Gue dapat maknanya...
ReplyDeleteJanganlah kiranya iri, sirik akan kebolehan orang lain
Two weeks
ReplyDelete