Sumber: google.com |
Sejak pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Ibu Kota Jawa Tengah ini. Tak pernah sekalipun, aku berjumpa dengannya… dengan hujan.
Hai hujan. Apa kabarmu?
Kenapa kau baru muncul di depan mataku?
Kenapa kamu baru menjawab beribu pertanyaanku yang
konyol dan tak berdasar?
Kenapa kamu mengejutkanku di malam menjelang pagi?
Hai, hujan yang kurindukan…
Darimanakah kamu selama ini?
Aku rindu saat kamu membelai pipiku dengan pelan.
Aku rindu saat kamu membasahi kerudung warna-warniku
hingga tak tersisa tempat yang kering.
Aku rindu, tangan seseorang yang mengandengku saat
kamu muncul tiba-tiba.
Atau, suara tawa sahabatku yang tengah berlari untuk
mencari tempat yang teduh.
Hai, hujan…
Saat kamu diam-diam muncul malam itu.
Hanya dingin, yang kutau…
Lalu, kamu menghilang tiba-tiba.
Begitu saja. Bagaikan mimpi yang tak pernah ada.
Hai hujan…
Begitu caramu menjawab semuanya?
Caramu yang sama seperti cara kebanyakan manusia.
Begitukah, kamu berubah?
Dengan hadir diam-diam membawa angin?
Hujan…
Malam ini, aku sedang bertanya-tanya.
Akankah hujan yang dulu ku kenal telah berubah?
Akankah hujan yang dulu membawa hikmah bahagia tak bisa lagi hadir pada hidupku
yang penuh warna? Akankah… dan beribu akankah lain yang kutau, tak akan cukup
tertulis pada lembaran ini.
Dear hujan…
Apapun keputusanmu, tetaplah jadi hujan yang
menyejukkan di hati orang-orang.
Mungkin, tidak lagi untukku. Tapi… setidaknya, bagi
orang lain.
Sampai bertemu kembali, hujan :”D
Malam ini, saat kau hadir kembali dengan mengetuk
pintu dan jendelaku dengan dingin. Ku sambut penuh makna dan uluran yang
hangat.
Jendelaku selalu terbuka buatmu, hujan!
Semarang, 23 Oktober 2014
Di tengah hujan.
Salam Rindu pada hujan,
© Nida
No comments:
Post a Comment
Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.
- Kutunggu komentarmu.