Note PENTING :
Dan aku? Aku pernah bilang, aku ingin menjadi penulis! Editor! Memangnya benar-benar itu? Padahal tidak lho hahah~ aku tipe yang misterius. Aku punya tujuan lain, penulis? Editor? Itu hanya sebagian kecil dari tujuanku. Dan aku gak mau kasih tau XD
Tulisan ini di dedikasi untuk persahabatan kita,
Triple A...
Untuk setiap moment yang kita lalui
bersama, apapun yang aku katakan di
sini, aku menyayangi kalian sebagai sahabat ({})
THE MOMENT WITH TRIPLE A
Sahabat? Anda punya seorang sahabat? Sahabat itu
lebih dari sekedar teman, sahabat adalah tempatmu berbagi apa yang ada di dalam
hatimu. Sahabat adalah mereka yang berjanji tanpa mengatakannya, bahwa ia akan
selalu ada untukmu, saat kamu benar-benar membutuhkan orang lain.
Tak ada yang sempurna. Kita pasti butuh seseorang.
Untuk mereka yang tak bisa berbagi dengan orang tuanya. Dunia luar benar-benar
menjadi pelampiasan. Tapi, beruntunglah kita yang di pertemukan Tuhan dengan
orang-orang tertentu. Dia itu, Sahabat…Kita tak perlu tersesat terlalu jauh.
Selalu ada yang namanya suka duka dalam persahabatan.
Di sini, aku akan berbagi suka dan duka persahabatan itu, dengan mereka. Triple
A. Aku. Annisa Aprilia dan Aini Sabila.
KONFLIK
Tak
ada yang namanya ‘tanpa konflik’
bahkan dalam persahabatan sekalipun. Kita juga punya masalah, yang diam-diam
kita sadari tapi tak kita pedulikan, atau yang kita tak sadari tapi merasa ada yang
ganjal.
Dalam
kasusku. Ada beberapa hal yang sejujurnya menjadi masalah kami. Perbedaan kelas. Karena itulah, kita jarang
bertemu.
Aini
dan Nisa San berada di kelas IPA. Apalagi, kelas mereka bersebelahan. Sedangkan
aku? IPS. Jauh dari mereka -,- ada suatu ketika mereka asyik berbicara berdua dan
di tengah-tengahnya adalah aku. Mereka mengatakan beberapa hal mengenai
pelajaran di kelas mereka. Tidak, aku dan mereka berbeda. Aku belajar
menghitung rasio kepadatan penduduk dan mereka belajar menghitung suhu ruangan.
Atau aku belajar menghafal apa saja yang ada di dalam suatu badan usaha,
sedangkan mereka belajar menghafal susunan tubuh manusia beserta bagiannya. Mereka
pergi ke lab dan bereksperimen, aku… tidak seperti itu, aku lebih sering
presentasi dan unjuk keberanian di depan kelas. Begitulah~ kami berbeda kan.
Aku
tak bisa berkata apapun, bukan karena aku tak mengerti, atau aku tak tau. Karena aku
tak tertarik. Itu bukan bagian dari keseharianku di kelas.
Diam-diam,
aku hanya bisa tersenyum. Dengan terpaksa. Aaaaah, aku cemburu pada kalian berdua XD
Kita sibuk.
Aku benci ini, suatu hari. Aku punya banyak masalah yang tak akan pernah bisa aku bicarakan dengan orang tuaku. Aku
benci ini, aku ingin menangis dan memeluk seseorang dan mengatakan aku tak
kuat! Aku lelah! Aku berpikir bahwa aku masih punya sahabat. Aku mencoba
menghubungi mereka, mengajak mereka bertemu. Tapi, aku pernah harus menelan
kekecewaan karena hal itu. Mulai saat itulah, diam-diam aku suka memeluk mereka
tanpa komando (persetujuan). Jujur saja, itu terjadi sejak lama. Dan aku butuh pelukan. Tak
pernah aku memeluk sembarangan orang. Itu istimewa, pelukan yang aku berikan :’)
Batasan.
Akan selalu ada batasan dalam hal apapun. Dalam persahabatan, kita juga tak
pernah di haruskan jujur pada segala hal. Aku punya rahasia kecil, yang sampai
kapapun aku gak akan memberitahukan kepada kalian. Mereka mungkin juga punya.
Dan yang aku sesali, aku tak pernah benar-benar mengenal mereka lebih jauh.
Sebagai
contoh ; Aku tau, Aini punya adik laki-laki. Apakah Aini dekat dengan adiknya,
akur dengan adiknya atau bagaimana. Lalu dia punya kakak kan? Bagaimana juga dengan kakaknya? Aku tak tau,
sungguh terlalu.
Dan
untuk Nisa San, aku bahkan tak tau di mana rumahnya. Aku hanya tau, rumahnya di daerah ‘sini’
alamatnya ini. Sebatas itu…
Karena
aku yang tak mencari tau, karena aku yang peduli atau karena mereka yang tak
pernah ingin memberitahuku. Seperti itu, aku merasa kita punya batasan. Aku tak
mempermasalahkannya, suatu hari nanti kita bisa menjadi lebih tau diri kita masing-masing,
ada masanya.
Perasaan. Ini yang paling mengena. Beberapa kali saat kita ngobrol. Rasanya kita pernah tak sengaja salah bicara dan di salah artikan oleh orang. Bahkan dengan sahabat sendiripun begitu. Karena mereka belum bisa memahami, kuharap seiring berlalunya waktu. Kita jadi saling memahami satu sama lain.
Setelah 3 tahun (kurang lebih) kita saling kenal. Masalah perasaan ini bisa di atasi, kadang kala, kita merasa canggung ketika terjadi salah paham. Pada akhirnya, tak ada yang bicara dan melupakan hal tadi. Begitulah~ aku belajar mengalah. Belajar tak peduli dengan masalah kecil itu. Dan aku banyak berubah. Aku berfikir bahwa, mereka tak pernah bermaksud buruk. Mereka hanya ingin aku menyadari sesuatu kesalahan dan intropeksi. Aku benar-benar sensitif. Dan aku minta maaf, untuk yang itu ({})
CITA-CITA KITA
Kita
punya impian dan cita-cita, apakah impian itu aneh, mustahil ataupun tak masuk
akal. Itu impian kita. Siapa yang boleh protes? Apa hak mereka…
Aini Sabila.
Anak polos ini berharap bisa masuk ke jurusan perawat dan kerja di bidang itu.
Sama seperti mamahnya. Aku gak tau alasannya lebih lanjut, biasanya orang-orang
punya alasan. Aku menyimpulkan bahwa, Ai ingin meneruskan profesi mamahnya. Dia
hanya bilang, “Pengin aja…” saat aku bertanya alasannya.
Annisa Aprilia.
Sahabat aku yang satu ini katanya ingin jadi ‘PNS’ aku ingat dia pernah
curhat, “Jadi PNS sekarang kata mamah gue susah tau…” Siapa yang tak tau? Itu
benar. Lalu? Pada akhirnya, Nisa San bilang dia ingin jadi seorang ‘guru’ tapi tugas guru rupanya terlalu
berat ya? Kenapa beb? Itu mulia, aku akan menghargai pilihan kamu. Jadilah guru
yang baik dan tak pernah lelah :’)
Aku
punya cerita, kamu tau? Kita bisa melihat karakter seseorang dari buku apa yang
ia sukai, buku apa yang ia baca atau film apa favoritnya.
Buku
pertama (Novel) yang ayahku berikan untuk aku baca adalah “Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata” ada tokoh Ibu Muslimah dan Pak Harfan yang
benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa. Aku berpikir, tak banyak orang yang
sepertinya. Ia benar-benar ‘TANPA TANDA JASA’ jadilah sepertinya. Aku akan
menuliskan sebuah kisahmu, suatu hari nanti.
Annisa Aprilia with me |
Dan aku? Aku pernah bilang, aku ingin menjadi penulis! Editor! Memangnya benar-benar itu? Padahal tidak lho hahah~ aku tipe yang misterius. Aku punya tujuan lain, penulis? Editor? Itu hanya sebagian kecil dari tujuanku. Dan aku gak mau kasih tau XD
Dear
Triple A… Jangan pernah menyerah. Ayahku selalu memberiku nasihat untuk itu,
secara diam-diam. Aku belajar darinya. Aku menyadari bahwa aku tak pintar,
cerdas atau punya keberanian yang besar. Tapi, sesuatu membawaku pada masalah
itu. Akhirnya aku belajar, belajar dan mencoba memahami sampai sebatas yang aku
bisa.
Seperti
yang Aini katakan, “Nah, lo kan pintar…”
Tidak Ai, itu bukan karena aku pintar, aku bekerja keras untuk itu. Bahkan aku
muak. Karena aku punya tujuan, maka aku bisa menwujudkannya.
Masih
belum mengerti Ai? Contohnya: Saat aku belajar motor, aku meminta ayahku untuk
mengajarkannya padaku. Dia terlalu sibuk dan hanya memberiku nasihat agar aku
belajar sepeda saja terlebih dahulu, agar aku naik sepeda saja jika tak bisa.
Aku bahkan sampai di belikan sepeda laki-laki. Aku bahkan ke pasar lama pagi
hari menggunakan sepeda itu. Lambat laun, aku muak dengan semua itu. Aku
belajar sendiri, terjatuh, terluka, di malu-maluin tetangga. Begitulah~ sampai
pada akhirnya aku benar-benar bisa mengendarai motor.
Itu
masih belum cukup jelas?
Ai,
pada intinya. Aku ingin mengatakan. Jangan pernah merasa minder, menyerah dan
tak percaya diri dengan kemampuan kamu. Kita tau, kita punya kemampuan yang
berbeda-beda. Aku yakin, kamu bisa mewujudkan impian itu. Menjadi seorang
perawat? Nilai kamu pas-pas-an? Ada jalan lain menuju Roma. Jangan menyerah :’)
Semangat!
KEBERSAMAAN
Kebersamaan
itu indah. Aku gak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang
aku takutkan dari persahabatan ini adalah, kapan kita harus berpisah? Kuharap
tidak. Kuharap hanya kematian yang memisahkan. Kuharap kita di beri umur
panjang. Amin!
Ada
pertemuan, ada juga perpisahan. Kita berpisah itu sudah tentu. Aku, Nisa San
dan Ai akan menjalani hidup masing-masing di masa depan. Kuliah – Karir – Sukses
- Menikah – Punya Anak.
Tak
ada yang namanya ‘Dimana ada kenangan,
pasti akan di lupakan’ itu konyol ya~ hahahah. Kejam, jangan lakukan hal
itu. Sangat kejam. Aku berharap, ketika bahkan aku menderita Alzheimer suatu hari nanti, saat aku
tua. Aku gak akan melupakan kenangan kita, kenangan masa remaja kita.
Aaaah,
sangat menyedihkan jika hanya sepihak saja yang melakukannya. Jadi? Kalian tak
akan melupakanku juga kan? Ayo mulai sekarang, dengan sisa waktu yang ada, kita
buat kenangan indah bersama!
ANNIDA, ANNISA, AINI
Jujur,
bukan hanya mereka sahabatku. Aku punya banyak sahabat. Dan memang, sahabat
berbeda dengan teman, bahkan kenalan. Sahabat juga punya tingkatan tersendiri
di hati sahabatnya. Tapi, di awal tulisan. Sudah aku jelaskan bahwa, ini di
dedikasi untuk Triple A ^-^ Jadi, bukan berarti bahwa sahabat yang lainnya tak
se-special mereka
Mereka
seperti pelarian buatku. Aku kesepian dan tak punya banyak teman yang peduli,
aku mungkin sedikit aneh. Kalau kau mengenalku lebih jauh, alasannya. Aku
yakin, alasan itu akan membantu.
Annisa
sahabat yang baik. Aku pernah memberi pendapatku tentang mereka, sudah lama sih
(Link: Triple A. WHO IS?) saat ini, aku jauh lebih mengenal mereka daripada
saat aku menulisnya. Dia sudah mendahului kita (aku dan Ai), dia bukan lagi
single. Aaaah~ dulu, aku pernah bercanda bahwa kita menyedihkan, karena kita
jomblo. Lalu, dia (Nisa San) akan meralatnya, “Kita
gak Jomblo deh Nid. Kita Single. Dan Single itu pilihan” hahah, begitulah
Nisa. Dan dia benar, dan aku merupakan tipe cewe yang sulit di dekati oleh
laki-laki manapun. Sulit sekali ckck~ Tapi, kuharap. Ada orang yang akan
menganggapnya itu sebagai sebuah kelebihan, suatu hari nanti (lagi) >,<
Dan Aini, dia terlalu polos. Kadang-kadang, ucapannya sangat menyakitkan di hati. Aku mencoba memahami karakternya dan bertanya-tanya 'Bagaimana cara ibunya mengajari dia?' Hidup itu kejam, dan dia menganggapnya biasa saja... Ai, walaupun kamu gak pernah mengerti. Mengertilah, aku dan kamu berbeda. Aku dan kamu di tempatkan di tempat yang berbeda. Aku pernah menceritakan kehidupanku di sekitar sekolah dan dia tak percaya, aku tau Aini tak percaya. Aku mengatakan sesuatu yang mirip sinetron banget dan Ai juga berkomentar, "Sinetron banget..."
So, sinetron juga inspirasi dari dunia nyata kan? Tak percaya? Itu benar-benar terjadi. Kamu gak akan menyadari, bagaimana cara orang tuaku mengajarkanku, bagaimana aku belajar dan bekerja keras sendiri, bagaimana aku menjalani hidupku. Selalu butuh strategi. Dan aku menjalani semua itu, mungkin 2 kali lipat...
Jangan bertanya lagi, jika masih tak memahami. Sungguh ini tak masuk akal. Tapi, jujur. Itulah yang terjadi.
Aku
sering menghabiskan beberapa hal di luar pelajaran sekolah dengan mereka. Makan
bareng, ke bioskop, ke perpustakaan, merayakan ulang tahun, curhat dan saling berbagi.
Aku
lebih dekat dengan Nisa San di bandingkan Aini. Mungkin, karena dia yang lebih
dewasa dan cukup memahami. Dan kita berbagi rahasia kita yang tak pernah kita
bagikan ke orang lain :’) Aku senang saat dia berkata, "Lo yang pertama gue kasih tau Nida..." Itu bentuk kepercayaannya padaku. Terima Kasih Nisa San :') Dan terima kasih Ai, untuk tidak lebih menyebalkan di depanku.
Indahnya
persahabatan, sederhana dan menyenangkan. Dimana kita bisa tertawa lepas,
menyombongkan diri tanpa di sebut sombong, bercerita panjang lebar, saling
sindir tanpa merasa tersindir. Indahnya persahabatan. Dimana lagi kita
bisa mengenal mereka. Sahabat kita, jika kamu menemukannya. Jangan
melepaskannya, jangan melupakannya. Jaga mereka dengan baik. Suatu hari, mereka
pasti akan datang ketika kamu butuh mereka, sejauh apapun jarak yang memisahkan, selama apapun waktu yang telah kamu habiskan tanpanya. Karena… Mereka sahabat kita :’) Kita punya kenangan indah. Dan kenangan itu tak akan pernah pergi.
Aku sayang kalian. Aku harap, siapapun itu. Kita gak akan melupakan kenangan milik kita ^-^
Salam Hangat,
Annida Sholihah. Maret 2014
NOTE AKHIR: Postingan ini di buat atas dasar perjanjian aku dengan Nisa. Aini juga sih, tapi entah dia mau buat gak ya? Karena Ai kan gak suka nulis >,< wkwk~
Baikalah. Aku minta maaf kalau ada yang salah nulis dan aku akan memperbaikinya jika kalian tak suka :p
Duuuh gue ga sehebat lo nulis panjang lebar kaya gituuu ╯﹏╰ berapa lama lo nulis?
ReplyDeletewkwk~ Kira-kira 4jam-an kalau Internet lancar jaya :p
ReplyDeleteAkhirnya lo bikin juga tuh ({})