Monday, March 10, 2014

ANNIDA ANNISA AINI

Note PENTING :
Tulisan ini di dedikasi untuk persahabatan kita, Triple A...
Untuk setiap moment yang kita lalui bersama,  apapun yang aku katakan di sini, aku menyayangi kalian sebagai sahabat ({}) 

THE MOMENT WITH TRIPLE A
ALWAYS BE A BEST FRIEND FOREVER

Triple A
Sahabat? Anda punya seorang sahabat? Sahabat itu lebih dari sekedar teman, sahabat adalah tempatmu berbagi apa yang ada di dalam hatimu. Sahabat adalah mereka yang berjanji tanpa mengatakannya, bahwa ia akan selalu ada untukmu, saat kamu benar-benar membutuhkan orang lain.

Tak ada yang sempurna. Kita pasti butuh seseorang. Untuk mereka yang tak bisa berbagi dengan orang tuanya. Dunia luar benar-benar menjadi pelampiasan. Tapi, beruntunglah kita yang di pertemukan Tuhan dengan orang-orang tertentu. Dia itu, Sahabat…Kita tak perlu tersesat terlalu jauh.

Selalu ada yang namanya suka duka dalam persahabatan. Di sini, aku akan berbagi suka dan duka persahabatan itu, dengan mereka. Triple A. Aku. Annisa Aprilia dan Aini Sabila.



KONFLIK
Tak ada yang namanya ‘tanpa konflik’ bahkan dalam persahabatan sekalipun. Kita juga punya masalah, yang diam-diam kita sadari tapi tak kita pedulikan, atau yang kita tak sadari tapi merasa ada yang ganjal.

Dalam kasusku. Ada beberapa hal yang sejujurnya menjadi masalah kami. Perbedaan kelas. Karena itulah, kita jarang bertemu.

Aini dan Nisa San berada di kelas IPA. Apalagi, kelas mereka bersebelahan. Sedangkan aku? IPS. Jauh dari mereka -,- ada suatu ketika mereka asyik berbicara berdua dan di tengah-tengahnya adalah aku. Mereka mengatakan beberapa hal mengenai pelajaran di kelas mereka. Tidak, aku dan mereka berbeda. Aku belajar menghitung rasio kepadatan penduduk dan mereka belajar menghitung suhu ruangan. Atau aku belajar menghafal apa saja yang ada di dalam suatu badan usaha, sedangkan mereka belajar menghafal susunan tubuh manusia beserta bagiannya. Mereka pergi ke lab dan bereksperimen, aku… tidak seperti itu, aku lebih sering presentasi dan unjuk keberanian di depan kelas. Begitulah~ kami berbeda kan.
Aku tak bisa berkata apapun, bukan karena aku tak mengerti, atau aku tak tau. Karena aku tak tertarik. Itu bukan bagian dari keseharianku di kelas.
Diam-diam, aku hanya bisa tersenyum. Dengan terpaksa. Aaaaah, aku cemburu pada kalian berdua XD

Kita sibuk. Aku benci ini, suatu hari. Aku punya banyak masalah yang tak akan pernah bisa aku bicarakan dengan orang tuaku. Aku benci ini, aku ingin menangis dan memeluk seseorang dan mengatakan aku tak kuat! Aku lelah! Aku berpikir bahwa aku masih punya sahabat. Aku mencoba menghubungi mereka, mengajak mereka bertemu. Tapi, aku pernah harus menelan kekecewaan karena hal itu. Mulai saat itulah, diam-diam aku suka memeluk mereka tanpa komando (persetujuan). Jujur saja, itu terjadi sejak lama. Dan aku butuh pelukan. Tak pernah aku memeluk sembarangan orang. Itu istimewa, pelukan yang aku berikan :’)

Batasan. Akan selalu ada batasan dalam hal apapun. Dalam persahabatan, kita juga tak pernah di haruskan jujur pada segala hal. Aku punya rahasia kecil, yang sampai kapapun aku gak akan memberitahukan kepada kalian. Mereka mungkin juga punya. Dan yang aku sesali, aku tak pernah benar-benar mengenal mereka lebih jauh.
Sebagai contoh ; Aku tau, Aini punya adik laki-laki. Apakah Aini dekat dengan adiknya, akur dengan adiknya atau bagaimana. Lalu dia punya kakak kan? Bagaimana juga dengan kakaknya? Aku tak tau, sungguh terlalu.
Dan untuk Nisa San, aku bahkan tak tau di mana rumahnya. Aku hanya tau, rumahnya di daerah ‘sini’ alamatnya ini. Sebatas itu…  
Karena aku yang tak mencari tau, karena aku yang peduli atau karena mereka yang tak pernah ingin memberitahuku. Seperti itu, aku merasa kita punya batasan. Aku tak mempermasalahkannya, suatu hari nanti kita bisa menjadi lebih tau diri kita masing-masing, ada masanya.

Perasaan. Ini yang paling mengena. Beberapa kali saat kita ngobrol. Rasanya kita pernah tak sengaja salah bicara dan di salah artikan oleh orang. Bahkan dengan sahabat sendiripun begitu. Karena mereka belum bisa memahami, kuharap seiring berlalunya waktu. Kita jadi saling memahami satu sama lain. 
Setelah 3 tahun (kurang lebih) kita saling kenal. Masalah perasaan ini bisa di atasi, kadang kala, kita merasa canggung ketika terjadi salah paham. Pada akhirnya, tak ada yang bicara dan melupakan hal tadi. Begitulah~ aku belajar mengalah. Belajar tak peduli dengan masalah kecil itu. Dan aku banyak berubah. Aku berfikir bahwa, mereka tak pernah bermaksud buruk. Mereka hanya ingin aku menyadari sesuatu kesalahan dan intropeksi. Aku benar-benar sensitif. Dan aku minta maaf, untuk yang itu ({}) 

CITA-CITA KITA
Kita punya impian dan cita-cita, apakah impian itu aneh, mustahil ataupun tak masuk akal. Itu impian kita. Siapa yang boleh protes? Apa hak mereka…
Aini Sabila. Anak polos ini berharap bisa masuk ke jurusan perawat dan kerja di bidang itu. Sama seperti mamahnya. Aku gak tau alasannya lebih lanjut, biasanya orang-orang punya alasan. Aku menyimpulkan bahwa, Ai ingin meneruskan profesi mamahnya. Dia hanya bilang, “Pengin aja…” saat aku bertanya alasannya.
Aini Sabila with me
Annisa Aprilia. Sahabat aku yang satu ini katanya ingin jadi ‘PNS’ aku ingat dia pernah curhat, “Jadi PNS sekarang kata mamah gue susah tau…” Siapa yang tak tau? Itu benar. Lalu? Pada akhirnya, Nisa San bilang dia ingin jadi seorang ‘guru’ tapi tugas guru rupanya terlalu berat ya? Kenapa beb? Itu mulia, aku akan menghargai pilihan kamu. Jadilah guru yang baik dan tak pernah lelah :’)
Aku punya cerita, kamu tau? Kita bisa melihat karakter seseorang dari buku apa yang ia sukai, buku apa yang ia baca atau film apa favoritnya.
Buku pertama (Novel) yang ayahku berikan untuk aku baca adalah “Laskar Pelangi, karya Andrea Hirata” ada tokoh Ibu Muslimah dan Pak Harfan yang benar-benar pahlawan tanpa tanda jasa. Aku berpikir, tak banyak orang yang sepertinya. Ia benar-benar ‘TANPA TANDA JASA’ jadilah sepertinya. Aku akan menuliskan sebuah kisahmu, suatu hari nanti. 

Annisa Aprilia with me

Dan aku? Aku pernah bilang, aku ingin menjadi penulis! Editor! Memangnya benar-benar itu? Padahal tidak lho hahah~ aku tipe yang misterius. Aku punya tujuan lain, penulis? Editor? Itu hanya sebagian kecil dari tujuanku. Dan aku gak mau kasih tau XD

Dear Triple A… Jangan pernah menyerah. Ayahku selalu memberiku nasihat untuk itu, secara diam-diam. Aku belajar darinya. Aku menyadari bahwa aku tak pintar, cerdas atau punya keberanian yang besar. Tapi, sesuatu membawaku pada masalah itu. Akhirnya aku belajar, belajar dan mencoba memahami sampai sebatas yang aku bisa. 
Seperti yang Aini katakan, “Nah, lo kan pintar…” Tidak Ai, itu bukan karena aku pintar, aku bekerja keras untuk itu. Bahkan aku muak. Karena aku punya tujuan, maka aku bisa menwujudkannya.
Masih belum mengerti Ai? Contohnya: Saat aku belajar motor, aku meminta ayahku untuk mengajarkannya padaku. Dia terlalu sibuk dan hanya memberiku nasihat agar aku belajar sepeda saja terlebih dahulu, agar aku naik sepeda saja jika tak bisa. Aku bahkan sampai di belikan sepeda laki-laki. Aku bahkan ke pasar lama pagi hari menggunakan sepeda itu. Lambat laun, aku muak dengan semua itu. Aku belajar sendiri, terjatuh, terluka, di malu-maluin tetangga. Begitulah~ sampai pada akhirnya aku benar-benar bisa mengendarai motor.
Itu masih belum cukup jelas?
Ai, pada intinya. Aku ingin mengatakan. Jangan pernah merasa minder, menyerah dan tak percaya diri dengan kemampuan kamu. Kita tau, kita punya kemampuan yang berbeda-beda. Aku yakin, kamu bisa mewujudkan impian itu. Menjadi seorang perawat? Nilai kamu pas-pas-an? Ada jalan lain menuju Roma. Jangan menyerah :’) Semangat!

KEBERSAMAAN
Kebersamaan itu indah. Aku gak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang aku takutkan dari persahabatan ini adalah, kapan kita harus berpisah? Kuharap tidak. Kuharap hanya kematian yang memisahkan. Kuharap kita di beri umur panjang. Amin!

Ada pertemuan, ada juga perpisahan. Kita berpisah itu sudah tentu. Aku, Nisa San dan Ai akan menjalani hidup masing-masing di masa depan. Kuliah – Karir – Sukses - Menikah – Punya Anak.

Tak ada yang namanya ‘Dimana ada kenangan, pasti akan di lupakan’ itu konyol ya~ hahahah. Kejam, jangan lakukan hal itu. Sangat kejam. Aku berharap, ketika bahkan aku menderita Alzheimer suatu hari nanti, saat aku tua. Aku gak akan melupakan kenangan kita, kenangan masa remaja kita.


Aaaah, sangat menyedihkan jika hanya sepihak saja yang melakukannya. Jadi? Kalian tak akan melupakanku juga kan? Ayo mulai sekarang, dengan sisa waktu yang ada, kita buat kenangan indah bersama!

ANNIDA, ANNISA, AINI
Jujur, bukan hanya mereka sahabatku. Aku punya banyak sahabat. Dan memang, sahabat berbeda dengan teman, bahkan kenalan. Sahabat juga punya tingkatan tersendiri di hati sahabatnya. Tapi, di awal tulisan. Sudah aku jelaskan bahwa, ini di dedikasi untuk Triple A ^-^ Jadi, bukan berarti bahwa sahabat yang lainnya tak se-special mereka

Mereka seperti pelarian buatku. Aku kesepian dan tak punya banyak teman yang peduli, aku mungkin sedikit aneh. Kalau kau mengenalku lebih jauh, alasannya. Aku yakin, alasan itu akan membantu.

Annisa sahabat yang baik. Aku pernah memberi pendapatku tentang mereka, sudah lama sih (Link: Triple A. WHO IS?) saat ini, aku jauh lebih mengenal mereka daripada saat aku menulisnya. Dia sudah mendahului kita (aku dan Ai), dia bukan lagi single. Aaaah~ dulu, aku pernah bercanda bahwa kita menyedihkan, karena kita jomblo. Lalu, dia (Nisa San) akan meralatnya, “Kita gak Jomblo deh Nid. Kita Single. Dan Single itu pilihan” hahah, begitulah Nisa. Dan dia benar, dan aku merupakan tipe cewe yang sulit di dekati oleh laki-laki manapun. Sulit sekali ckck~ Tapi, kuharap. Ada orang yang akan menganggapnya itu sebagai sebuah kelebihan, suatu hari nanti (lagi) >,< 

Dan Aini, dia terlalu polos. Kadang-kadang, ucapannya sangat menyakitkan di hati. Aku mencoba memahami karakternya dan bertanya-tanya 'Bagaimana cara ibunya mengajari dia?' Hidup itu kejam, dan dia menganggapnya biasa saja... Ai, walaupun kamu gak pernah mengerti. Mengertilah, aku dan kamu berbeda. Aku dan kamu di tempatkan di tempat yang berbeda. Aku pernah menceritakan kehidupanku di sekitar sekolah dan dia tak percaya, aku tau Aini tak percaya. Aku mengatakan sesuatu yang mirip sinetron banget dan Ai juga berkomentar, "Sinetron banget...
So, sinetron juga inspirasi dari dunia nyata kan? Tak percaya? Itu benar-benar terjadi. Kamu gak akan menyadari, bagaimana cara orang tuaku mengajarkanku, bagaimana aku belajar dan bekerja keras sendiri, bagaimana aku menjalani hidupku. Selalu butuh strategi. Dan aku menjalani semua itu, mungkin 2 kali lipat... 
Jangan bertanya lagi, jika masih tak memahami. Sungguh ini tak masuk akal. Tapi, jujur. Itulah yang terjadi. 

Aku sering menghabiskan beberapa hal di luar pelajaran sekolah dengan mereka. Makan bareng, ke bioskop, ke perpustakaan, merayakan ulang tahun, curhat dan saling berbagi.
Aku lebih dekat dengan Nisa San di bandingkan Aini. Mungkin, karena dia yang lebih dewasa dan cukup memahami. Dan kita berbagi rahasia kita yang tak pernah kita bagikan ke orang lain :’) Aku senang saat dia berkata, "Lo yang pertama gue kasih tau Nida..." Itu bentuk kepercayaannya padaku. Terima Kasih Nisa San :') Dan terima kasih Ai, untuk tidak lebih menyebalkan di depanku.

Indahnya persahabatan, sederhana dan menyenangkan. Dimana kita bisa tertawa lepas, menyombongkan diri tanpa di sebut sombong, bercerita panjang lebar, saling sindir tanpa merasa tersindir. Indahnya persahabatan. Dimana lagi kita bisa mengenal mereka. Sahabat kita, jika kamu menemukannya. Jangan melepaskannya, jangan melupakannya. Jaga mereka dengan baik. Suatu hari, mereka pasti akan datang ketika kamu butuh mereka, sejauh apapun jarak yang memisahkan, selama apapun waktu yang telah kamu habiskan tanpanya. Karena… Mereka sahabat kita :’) Kita punya kenangan indah. Dan kenangan itu tak akan pernah pergi.

"Ketika kenangannya hilang seluruh kebahagiaannya juga lenyap."  




NISA NIDA . AINI NIDA. TRIPLE A

Aku sayang kalian. Aku harap, siapapun itu. Kita gak akan melupakan kenangan milik kita ^-^ 

Salam Hangat, 
Annida Sholihah. Maret 2014

NOTE AKHIR: Postingan ini di buat atas dasar perjanjian aku dengan Nisa. Aini juga sih, tapi entah dia mau buat gak ya? Karena Ai kan gak suka nulis >,< wkwk~ 
Baikalah. Aku minta maaf kalau ada yang salah nulis dan aku akan memperbaikinya jika kalian tak suka :p 

2 comments:

  1. Duuuh gue ga sehebat lo nulis panjang lebar kaya gituuu ╯﹏╰ berapa lama lo nulis?

    ReplyDelete
  2. wkwk~ Kira-kira 4jam-an kalau Internet lancar jaya :p

    Akhirnya lo bikin juga tuh ({})

    ReplyDelete

Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.

- Kutunggu komentarmu.