Saturday, July 5, 2014

Mengenang PMR (Angkatan 26)

Udah hampir LPJ -Laporan Pertanggung Jawaban.red- PMR. Aaaah gimana rasanya, Nid?
Dulu, saat aku kelas XI dan naik jabatan, kakak kelas akulah yang turun jabatan. Mereka menangis, saling berpelukan satu sama lain dan menyalami kami satu-satu. Aku gak pernah tau apa artinya itu. Walaupun aku memahami kenapa mereka menangis, perasaan ini gak sama. Gak sama. Sungguh :') 

Mendekati LPJ, bukan hanya lega. Lega karena kita sudah hampir mencapai tujuan.
Bersyukur karena kita telah berhasil melakukan semua proker –Program Kerja.red- kita dengan baik.

Aaaah, alangkah indahnya.
Masa-masa sulit, masa-masa yang suram.
Masa yang penuh dengan berbagai macam konflik, kesalahpahaman, lelah, kesal, bahagia, campur aduk deh. Tapi juga sedih :') Dan sedih itu sesuatu yang…
***

Dan, ini untuk Triple A. 
Ingat? kenapa kita bertahan di PMR? Kenapa kita bahkan bisa berdiri di atas hal yang sulit. Saat kita harus melakukan hal-hal yang sulit, dengan kondisi –jabatan.red- hanya di tengah-tengah. Kita bukan Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris ataupun Bendahara. Bukan, kan?
Karena kita hanya coordinator suatu bidang, kita tak memiliki kuasa lebih. Tidak.

Rasanya aku kecewa dan frustasi. Aku berfikir, karena kalianlah semua itu -proker-proker.red- dapat berjalan. Kalian selalu berfikir bahwa ini tanggung jawab anggota. Kalian selalu cemas dan kesal saat yang lain pergi begitu saja, bahkan kalian marah saat yang seharusnya bertanggung jawab tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik. 

Siapa yang selalu rajin piket setiap hari? siapa yang selalu memantau obat-obatan setiap saat, siapa yang peduli dengan sekre dan UKS, siapa yang cemas jika kita punya konflik dengan pihak lain? Siapa yang rajin ikut latihan, rapat dan kumpul bareng? Selalu ada kita. Nisa, Aini...
Bukan karena kalian aku bertahan, tapi karena kalian juga menjadi salah satu alasannya. Alasan kenapa aku bertahan. 

Kupikir, ini menyenangkan. Sangat menyenangkan. Kapan kita menjadi dekat. Kita berbeda, bahkan kita masuk ke kelas yang berbeda. Aku pernah iri dengan kalian yang kelasnya berdekatan. Ketika ada yang butuh PMR, kalian bisa saling membantu.

Dear~ taukah kau? walaupun aku tak ingin mengungkitnya. Jujur saja aku ingin kalian tau, kita telah menghadapi banyak tantangan sebagai anggota PMR. Orang-orang yang butuh PMR di sekitar, kita menolong mereka sendirian. Ini menyedihkan. Inilah bagian yang paling menyedihkan. Aku sempat berfikir, apakah aku perlu keluar? Karena aku bosan, aku lelah. Apakah kalian tau? Aku sudah berfikir hal seperti itu sejak dulu, tapi nyatanya. Aku bertahan
***

Untuk Wima, Jellin, Mifa. 
Terima kasih kalian bertiga, kalian hebat. Lihatlah, siapa yang paling berani memimpin dan memarahi adik kelas kita yang kurang ajar. Tak melakukan tugas dan tanggung jawab dengan benar, tak mematuhi peraturan dengan baik.

Tanpa kalian PMR ibarat seperti rumah tanpa atap. Makasih, kalian bertahan sampai akhir. Tak banyak orang yang mau melakukan hal itu. Bertahan sampai akhir dengan setumpuk kesibukan sekolah. 

Aku tak pernah tau tentang kalian lebih banyak. Jellin yang bahkan suka sakit masih sempat-sempatnya ikut PMR,
Mifa anak olympiade yang bahkan selalu meluangkan waktunya antara latihan soal olym dan latihan PMR,
dan Wimaaaa, cewe cantik dan baik ini, diam-diam dia punya pesona lain sebagai kakak kelas. Dia selalu peduli dan melakukan tugasnya dengan baik, tak sempurna memang. Tapi siapa yang sempurna. Kinerjaku bahkan lebih buruk dari mereka.

Aku sungguh-sungguh berterima kasih dengan kalian, untuk kalian yang tak pernah lelah. Semoga waktu yang kita habiskan di PMR berharga teman-teman :')

Sekali lagi... Terima Kasih kalian :* 
***

Untuk Dodi, Fabi, Kevin, Dista.

Mereka bagaikan F4. Satu kelas dan kadang kemana-mana bersama. Tau kan, apa itu F4? Tapi tentu saja mereka bukan F4. Hanya bagaikan. Cowo-cowo ini bukan anggota PMR sejak awal. Aku gak tau, sejak kapan mereka masuk? Apa alasan mereka masuk? Aku sungguh gak tau, maaf ya. Aku bahkan lupa memikirkan hal ini. HA!^^

Tapi aku bersyukur, PMR gak selalu harus cewe, kami sangat sangat dan sangat butuh cowo. Apalagi waktu jaga hari senin. Ada yang pingsan, dan tak mungkin cewe mampu mengangkat pasien begitu saja .___. Kitaaa. Cewe, punya batasan.

Kadang, kehadiran mereka adalah sesuatu yang entah bagaimana, setidaknya bagiku… Mereka seperti anugrah yang tak terduga, kehadiran mereka di PMR.
***

Salah satu kegiatan PMR
[ Juni 2014 ]
Setelah LPJ lewat dan kami di sibukkan pada suatu kegiatan sekolah dan diluar kegiatan eskul. Kami menyadari, bahwa kenangan itu sudah lama berlalu.
Ada yang bertanya di Grup PMR –grup tertutup.red- mengenai, “Kapan PMR mengadakan bukber?” Well, bahkan saat itu bulan puasa belum ‘stars.’

Ahhhh~ betapa menyenangkannya saat-saat itu.

Sampai jumpa~
With PMR
PS: Artikel ini sudah lama ditulis dan baru sempat di update.
Dan sebagai kata penutup. Nida ucapkan “Selamat Datang Ramadhan. Mohon Maaf Lahir dan Batin.”


@Nida

1 comment:

Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.

- Kutunggu komentarmu.