Udah hampir LPJ -Laporan Pertanggung Jawaban.red- PMR.
Aaaah gimana rasanya, Nid?
Dulu, saat aku kelas XI dan naik jabatan, kakak
kelas akulah yang turun jabatan. Mereka menangis, saling berpelukan satu sama
lain dan menyalami kami satu-satu. Aku gak pernah tau apa artinya itu. Walaupun
aku memahami kenapa mereka menangis, perasaan ini gak sama. Gak sama. Sungguh :')
Mendekati LPJ, bukan hanya lega. Lega karena kita
sudah hampir mencapai tujuan.
Bersyukur karena kita telah berhasil melakukan semua
proker –Program Kerja.red- kita
dengan baik.
Aaaah, alangkah indahnya.
Masa-masa sulit, masa-masa yang suram.
Masa yang penuh dengan berbagai macam konflik, kesalahpahaman, lelah, kesal,
bahagia, campur aduk deh. Tapi juga sedih :') Dan sedih itu sesuatu yang…
***
Dan, ini untuk Triple A.
Ingat? kenapa kita bertahan di PMR? Kenapa kita
bahkan bisa berdiri di atas hal yang sulit. Saat kita harus melakukan hal-hal
yang sulit, dengan kondisi –jabatan.red- hanya di tengah-tengah. Kita bukan
Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris ataupun Bendahara. Bukan, kan?
Karena kita hanya coordinator suatu bidang, kita tak
memiliki kuasa lebih. Tidak.
Rasanya aku kecewa dan frustasi. Aku berfikir, karena kalianlah semua itu -proker-proker.red- dapat berjalan. Kalian selalu
berfikir bahwa ini tanggung jawab anggota. Kalian selalu cemas dan kesal saat
yang lain pergi begitu saja, bahkan kalian marah saat yang seharusnya
bertanggung jawab tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik.
Siapa yang selalu rajin piket setiap hari? siapa
yang selalu memantau obat-obatan setiap saat, siapa yang peduli dengan sekre
dan UKS, siapa yang cemas jika kita punya konflik dengan pihak lain? Siapa yang
rajin ikut latihan, rapat dan kumpul bareng? Selalu ada kita. Nisa, Aini...
Bukan karena kalian aku bertahan, tapi karena kalian
juga menjadi salah satu alasannya. Alasan kenapa aku bertahan.
Kupikir, ini menyenangkan. Sangat menyenangkan.
Kapan kita menjadi dekat. Kita berbeda, bahkan kita masuk ke kelas yang
berbeda. Aku pernah iri dengan kalian yang kelasnya berdekatan. Ketika ada yang
butuh PMR, kalian bisa saling membantu.
Dear~ taukah kau? walaupun aku tak ingin
mengungkitnya. Jujur saja aku ingin kalian tau, kita telah menghadapi banyak
tantangan sebagai anggota PMR. Orang-orang yang butuh PMR di sekitar, kita menolong
mereka sendirian. Ini menyedihkan. Inilah bagian yang paling menyedihkan. Aku
sempat berfikir, apakah aku perlu keluar? Karena aku bosan, aku lelah. Apakah
kalian tau? Aku sudah berfikir hal seperti itu sejak dulu, tapi nyatanya. Aku bertahan.
***
Untuk Wima, Jellin, Mifa.
Terima kasih kalian bertiga, kalian hebat. Lihatlah,
siapa yang paling berani memimpin dan memarahi adik kelas kita yang kurang
ajar. Tak melakukan tugas dan tanggung jawab dengan benar, tak mematuhi
peraturan dengan baik.
Tanpa kalian PMR ibarat seperti rumah tanpa atap.
Makasih, kalian bertahan sampai akhir. Tak banyak orang yang mau melakukan hal
itu. Bertahan sampai akhir dengan setumpuk kesibukan sekolah.
Aku tak pernah tau tentang kalian lebih banyak.
Jellin yang bahkan suka sakit masih sempat-sempatnya ikut PMR,
Mifa anak olympiade yang bahkan selalu meluangkan waktunya
antara latihan soal olym dan latihan
PMR,
dan Wimaaaa, cewe cantik dan baik ini, diam-diam dia
punya pesona lain sebagai kakak kelas. Dia selalu peduli dan melakukan tugasnya
dengan baik, tak sempurna memang. Tapi siapa yang sempurna. Kinerjaku bahkan lebih
buruk dari mereka.
Aku sungguh-sungguh berterima kasih dengan kalian,
untuk kalian yang tak pernah lelah. Semoga waktu yang kita habiskan di PMR
berharga teman-teman :')
Sekali lagi... Terima Kasih kalian :*
***
Untuk Dodi, Fabi, Kevin, Dista.
Mereka bagaikan F4. Satu kelas dan kadang
kemana-mana bersama. Tau kan, apa itu F4? Tapi tentu saja mereka bukan F4. Hanya
bagaikan. Cowo-cowo ini bukan anggota PMR sejak awal. Aku gak tau, sejak kapan
mereka masuk? Apa alasan mereka masuk? Aku sungguh gak tau, maaf ya. Aku bahkan
lupa memikirkan hal ini. HA!^^
Tapi aku bersyukur, PMR gak selalu harus cewe, kami
sangat sangat dan sangat butuh cowo. Apalagi waktu jaga hari senin. Ada yang
pingsan, dan tak mungkin cewe mampu mengangkat pasien begitu saja .___. Kitaaa.
Cewe, punya batasan.
Kadang, kehadiran mereka adalah sesuatu yang entah
bagaimana, setidaknya bagiku… Mereka seperti anugrah yang tak terduga,
kehadiran mereka di PMR.
***
Salah satu kegiatan PMR |
[ Juni 2014 ]
Setelah LPJ lewat dan kami di sibukkan pada suatu
kegiatan sekolah dan diluar kegiatan eskul. Kami menyadari, bahwa kenangan itu
sudah lama berlalu.
Ada yang bertanya di Grup PMR –grup tertutup.red-
mengenai, “Kapan PMR mengadakan bukber?” Well, bahkan saat itu bulan puasa
belum ‘stars.’
Ahhhh~ betapa menyenangkannya saat-saat itu.
Sampai jumpa~
With PMR |
PS: Artikel ini sudah lama ditulis dan baru sempat
di update.
Dan sebagai kata penutup. Nida ucapkan “Selamat
Datang Ramadhan. Mohon Maaf Lahir dan Batin.”
@Nida
Sayang kaliaaannn, kangen :') ({})
ReplyDelete