Wednesday, February 18, 2015

HAPPY BIRTHDAY MY UMI



Hallo my umi,
Assalamualaiku, wr,wb.
Ayok kasih salam ke ibu aku dulu, sebelum kenal lebih jauh. 

Happy Birthday, umi.

Kenalkan, namanya: TITIN YULANTI. 
Walau namanya begitu mudah diingat, seperti serial Tintin, kurangi huruf N. Walau ibu-ibu lain memanggilnya; Ibu Amin. Tetap saja. Kami, anak-anaknya. Teman-teman anak-anaknya. Pacar-pacar anak-anaknya. Memanggilnya dengan panggilan khas yang sangat special; UMI.
Aku bersyukur, menjadi orang yang paling lama memanggilnya umi, setelah kakakku.

Umi lahir di Tegal, pada tanggal 19 February 1973.
Sejak kecil, beliau sudah hidup mandiri tanpa ayah dan ibunya, yang dalam hal ini adalah kakek nenekku.
Kata mereka, ayahnya pergi ke luar pulau, sukses dengan karirnya di kepolisian, dan membawa salah satu kakak laki-lakinya. Dan ibunya –nenekku- meninggal saat umi masih kecil.
Umi dan budhe, yang selalu menemani aku di Tegal, hidup berdua dengan nenekku yang lain. Alm. Nenek tepatnya. Aaaah~ ini kisah keluarga yang rumit. Aku sendiri juga kebingungan dengan semua kisah-kisah ini.
---

Umi, kadang kala… aku selalu membuatnya merasa menjadi ibu paling gagal yang pernah ada.
Kadang kala, aku juga pernah memberikan secercah harapan dari kerja kerasku, untuknya.
Aku pernah membuatnya marah. Pernah juga membuatnya kecewa. Pernah pula membuatnya mengkhawatirkanku. Bahkan, berkali-kali aku pernah membuatnya kesal.
Aku pernah mengatakan hal buruk tentangnya. Aku pernah menarik semua ucapan rasa terima kasihku untuknya.

Tapi, se-jahat-jahat-nya diriku. Aku gak pernah berhenti mencintainya. Gak pernah berhenti berdoa untuknya di sela doaku. Gak pernah lupa menyebut namanya dalam tangisku kepada Allah.swt. Tak pernah sekalipun terlintas di benakku untuk menyesali hidup menjadi anaknya.

Aku memang pernah bertanya-tanya, apalah arti hidup. Kenapa aku di lahirkan. Kenapa pula aku lahir di keluarga ini. Dan apakah aku benar-benar anak kandung di keluarga ini?
Terlepas dari semua pikiran aneh itu. Aku tetap bersyukur dan gak pernah menyesal.
 
Tuhan. Punya rencana yang lebih indah, nyatanya.
---

Me and my love, umi.



Umi.
Hari ini, tepat Tahun Baru Imlek, tahun 2015. Beliau ulang tahun. Yang ke-42. Masih terlalu muda untuk menjadi seorang ibu dengan gadis paling tua, kakakku yang menginjak usia 22 tahun.

Dan yeah, dengan sekuat tenaga. Ibuku yang tak pernah menyerah pada kejamnya hidup. Ibuku yang tetap bertahan pada hati ayahku. Hanya satu pria di hidupnya. Ibuku yang berjuang 9 bulan untukku, merawatku selama 5 tahun sebelum adek kecil nomer 3 di keluargaku lahir, yang mengantikan konsentrasinya padaku. Ibuku yang galak. Ibuku yang terkesan gaul. Ibuku yang kata teman-teman, lebih mirip di panggil kakak atau tante daripada menjadi ibuku.
Dan wow~ itu ibuku. Umiku. Bundaku. Mamahku. Hidupku.

Tuhan, terima kasih banyak… Telah memberinya waktu sampai hari ini. Waktu untuknya bernafas. Waktu untuknya mendidik kami dengan segenap jiwanya. Waktu untuknya mencintai kami dengan caranya. Waktu untuknya mengomeli kami yang tak pernah sadar. Waktu untuknya hidup berdampingan dengan abi. Waktu untuknya, mengajarkan kami menjadi calon istri yang baik.

Tuhan, ijinkan kami ber-empat membalas semua jasa-jasanya. Ijinkan kami menunjukkan cinta kami. Ijinkan aku untuk memberinya hadiah terindah yang ingin dia terima, berkunjung ke rumahmu di Baitullah. Ijinkan kami semua mengukir senyuman di bibirnya dan air mata bahagia di manik matanya.

Tuhan, beri kami ber-empat waktu dan kesabaran. Beri kami kesadaran. Beri kami kesempatan.
Untuknya. Untuk umi kami. Untuk segala perngorbanan dan kerja kerasnya.

Selamat Ulang Tahun, umi.
Gak ada kado yang berharga selain doa, untukmu.
Suatu hari nanti, semoga aku bisa memberikan sesuatu yang paling berharga untukmu, umi.
Semoga Allah.swt masih ngasih kesempatan untuk memberikannya di masa depan.

Selamat Ulang Tahun, umi.
Selamat berkurang umurnya.
Selamat tambah tua, mamah gaul.
Mirip gak sih? wkwk~ Cantik mana? :p

Finally. Makasih, mi. Udah jadi ibu untuk kita-kita. Untuk kami.
Untuk gak pernah sekali-kali menyerah.

Sehat selalu ya, umiku.
Semoga semua permasalahan yang ada cepet usai.

Barakallahu, my umi.

Dari anakmu nomer 2,
© Nida

Serang, 19 bulan imlek 2015

No comments:

Post a Comment

Bikin orang bahagia gampang, kok. Kamu ngasih komentar di postinganku saja aku bahagia.

- Kutunggu komentarmu.